Donald Trump di Truth Social menyatakan, Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI) Christopher Wray kepada sidang Komite Kehakiman DPR AS pada Rabu mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, terkena peluru dalam upaya pembunuhan di Pennsylvania.

Pada Rabu, Wray menghadiri sidang Komite Kehakiman DPR AS yang membahas upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli lalu.

Ketika ditanya oleh seorang anggota parlemen apakah direktur FBI memperhatikan tanda-tanda penurunan kognitif Presiden AS petahana Joe Biden dalam sejumlah pembicaraan terakhir, Wray mengatakan dia tidak mengamati penurunan seperti itu.

"Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kepada Kongres kemarin bahwa dia tidak yakin apakah saya terkena pecahan peluru, kaca, atau peluru (FBI bahkan tidak pernah memeriksa!), tetapi dia yakin bahwa Joe Biden secara fisik dan kognitif 'tidak ada yang signifikan','" kata Trump pada Kamis.

Mantan presiden itu mengatakan inilah alasan mengapa direktur FBI "tidak tahu apa-apa tentang teroris dan penjahat lain yang masuk ke negara kita dalam jumlah mencapai rekor".

Trump juga menambahkan bahwa fokus Wray hanya pada "menghancurkan Patriot J6," menggerebek kediamannya di Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, dan menyelamatkan "ekstrimis sayap kiri (Radical Left Lunatics)".

Truth Social (sering kali ditulis TRUTH Social) adalah sebuah platform media sosial yang diluncurkan oleh Trump Media & Technology Group (TMTG), sebuah perusahaan media dan teknologi Amerika yang didirikan pada Februari 2021 oleh mantan presiden AS Donald Trump.

Trump menambahkan bahwa sebuah rumah sakit menyebut lukanya sebagai "luka tembak di telinga," mengatakan bahwa tidak ada kaca atau pecahan peluru.

"Tidak heran FBI yang pernah terkenal telah kehilangan kepercayaan Amerika," kata calon presiden itu.

Penembakan itu terjadi pada 13 Juli di sebuah kampanye Trump di Butler, Pennsylvania.

Trump mengalami luka tembak di telinga kanannya dan sempat dirawat di rumah sakit.

Thomas Crooks, 20, membunuh satu orang di arena kampanye Trump dan melukai dua lainnya di kerumunan sebelum Secret Service "menetralkannya".

FBI masih aktif menyelidiki upaya pembunuhan itu, kata Wray pada Rabu.

Insiden tersebut mendorong Direktur Secret Service AS Kimberly Cheatle mengundurkan diri setelah lembaga pengamanan itu dikritik karena tidak mampu mencegah upaya pembunuhan tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA




 

Pewarta: Primayanti

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024