Tim SAR gabungan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur menemukan satu anak atas nama Marwah (6), dalam keadaan meninggal, setelah sebelumnya terseret arus akibat banjir saat hujan deras di kota tersebut.
"Sore kemarin kami menerima laporan peristiwa tersebut, tim langsung ke lokasi kejadian, koordinasi dengan keluarga korban, dan langsung melakukan pencarian, sampai akhirnya tadi malam pukul 22.45 Wita," kata Koordinator Pos SAR Samarinda Riqi Effendi di Samarinda, Jumat.
Marwah yang tinggal di Jalan DI Panjaitan, RT 15, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda ini pada Kamis (29/8), pukul 16.45 Wita, bermain di situasi banjir bersama kakaknya di depan rumah.
Keluarga korban bahkan sempat merekam video ketika dua kakak beradik ini sedang bermain banjir persis di depan rumah dengan pagar kayu depan rumah dalam keadaan tertutup, sebelum kejadian tersebut.
Video ini berdurasi 12 detik. Tidak diketahui kapan dan mengapa mereka ke luar dari pagar rumah untuk bermain banjir dekat drainase.
Saat bermain banjir itu korban terpeleset karena derasnya aliran air. Korban terseret arus ke dalam gorong-gorong di depan rumah.
Setelah melakukan pencarian dengan masuk gorong-gorong yang masih penuh air sejak sore, pada pukul 22.45 Wita, tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dengan jarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan meninggal. Selanjutnya korban dibawa ke rumah duka.
"Pukul 23.00 Wita, tim SAR gabungan melaksanakan pertemuan kecil. Setelah ditemukannya korban, maka operasi SAR diusulkan ditutup dan seluruh unsur SAR kembali ke satuan masing-masing untuk melanjutkan kesiapsiagaan," katanya.
Unsur yang terlibat dalam operasi ini Pos SAR Samarinda, Polsek Sungai Pinang, Samapta Polresta Samarinda, Koramil Sungai Pinang, BPBD Provinsi Kaltim, BPBD Samarinda, Disdamkarmat Samarinda, Satpol PP Samarinda, Kelurahan Gunung Lingai, PMI Samarinda, Tagana Samarinda, dan Relawan Kota Samarinda.
"Untuk peralatan yang dibawa antara lain rescue car, rescue truck personel, perahu karet, perahu motor tempel, drone thermal, perlengkapan selam, perlengkapan komunikasi, dan peralatan medis," kata Riqi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Sore kemarin kami menerima laporan peristiwa tersebut, tim langsung ke lokasi kejadian, koordinasi dengan keluarga korban, dan langsung melakukan pencarian, sampai akhirnya tadi malam pukul 22.45 Wita," kata Koordinator Pos SAR Samarinda Riqi Effendi di Samarinda, Jumat.
Marwah yang tinggal di Jalan DI Panjaitan, RT 15, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda ini pada Kamis (29/8), pukul 16.45 Wita, bermain di situasi banjir bersama kakaknya di depan rumah.
Keluarga korban bahkan sempat merekam video ketika dua kakak beradik ini sedang bermain banjir persis di depan rumah dengan pagar kayu depan rumah dalam keadaan tertutup, sebelum kejadian tersebut.
Video ini berdurasi 12 detik. Tidak diketahui kapan dan mengapa mereka ke luar dari pagar rumah untuk bermain banjir dekat drainase.
Saat bermain banjir itu korban terpeleset karena derasnya aliran air. Korban terseret arus ke dalam gorong-gorong di depan rumah.
Setelah melakukan pencarian dengan masuk gorong-gorong yang masih penuh air sejak sore, pada pukul 22.45 Wita, tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dengan jarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan meninggal. Selanjutnya korban dibawa ke rumah duka.
"Pukul 23.00 Wita, tim SAR gabungan melaksanakan pertemuan kecil. Setelah ditemukannya korban, maka operasi SAR diusulkan ditutup dan seluruh unsur SAR kembali ke satuan masing-masing untuk melanjutkan kesiapsiagaan," katanya.
Unsur yang terlibat dalam operasi ini Pos SAR Samarinda, Polsek Sungai Pinang, Samapta Polresta Samarinda, Koramil Sungai Pinang, BPBD Provinsi Kaltim, BPBD Samarinda, Disdamkarmat Samarinda, Satpol PP Samarinda, Kelurahan Gunung Lingai, PMI Samarinda, Tagana Samarinda, dan Relawan Kota Samarinda.
"Untuk peralatan yang dibawa antara lain rescue car, rescue truck personel, perahu karet, perahu motor tempel, drone thermal, perlengkapan selam, perlengkapan komunikasi, dan peralatan medis," kata Riqi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024