Srikandi PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Barat bersama dengan organisasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ikut mencetak kader Posyandu untuk mencegah dan menangkal (cekal) stunting di Kota Pontianak.
"Srikandi Peduli Kesehatan ibu dan anak sebagai bagian dari upaya bersama untuk menurunkan angka stunting di Kota Pontianak," kata Srikandi PLN Dian Purnawati di Pontianak, Senin.
Ia menyatakan bahwa program tersebut merupakan wujud nyata kontribusi PLN hadir di masyarakat dalam upaya menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas untuk membangun bangsa yang difokuskan pada kesehatan ibu dan anak.
“Kami Srikandi PLN Peduli dengan kesehatan masyarakat dan sangat mendukung program peningkatan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam pencegahan stunting. Kami percaya bahwa dengan pemberdayaan ibu dan edukasi yang tepat serta terukur, maka kita dapat bersama-sama menekan angka stunting di Kota Pontianak. Semoga kegiatan ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan program yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan kita bersama” kata Dian.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai September hingga November 2024, dengan peserta terdiri atas 20 kader posyandu dan 20 ibu hamil atau ibu balita.
Kepala Sub Koordinator Gizi Dinas Kesehatan Kota Pontianak Bintari Indah Saputri menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam menangani masalah stunting yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di Indonesia, termasuk di wilayah Pontianak.
“Penurunan angka stunting bukan hanya tanggung jawab Pemerintah tetapi juga membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk masyarakat, komunitas, dan organisasi seperti Srikandi PLN, PLN Peduli, dan AIMI. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak,” ujar Bintari.
Ia juga mengatakan, dalam pemenuhan gizi seringkali masyarakat terkendala biaya sehingga kesulitan dalam menyediakan sumber bahan pangan.
Beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan antara lain Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi 40 kader posyandu dengan bentuk teori dan praktik konseling, pemberian materi pelatihan dan alat hidroponik kepada masyarakat di Kelurahan Parit Tokaya dan Kelurahan Saigon, serta kegiatan memantau dan evaluasi antara narasumber, fasilitator PMBA, dan seluruh kader posyandu.
”Sebagai upaya pemenuhan sumber pangan bagi masyarakat di lingkungan kelurahan, maka perlu diadakan bantuan sumber pangan yang bisa dikelola oleh masyarakat yang bernilai ekonomis serta menimbulkan kemandirian dalam masyarakat,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Srikandi Peduli Kesehatan ibu dan anak sebagai bagian dari upaya bersama untuk menurunkan angka stunting di Kota Pontianak," kata Srikandi PLN Dian Purnawati di Pontianak, Senin.
Ia menyatakan bahwa program tersebut merupakan wujud nyata kontribusi PLN hadir di masyarakat dalam upaya menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas untuk membangun bangsa yang difokuskan pada kesehatan ibu dan anak.
“Kami Srikandi PLN Peduli dengan kesehatan masyarakat dan sangat mendukung program peningkatan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam pencegahan stunting. Kami percaya bahwa dengan pemberdayaan ibu dan edukasi yang tepat serta terukur, maka kita dapat bersama-sama menekan angka stunting di Kota Pontianak. Semoga kegiatan ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan program yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan kita bersama” kata Dian.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai September hingga November 2024, dengan peserta terdiri atas 20 kader posyandu dan 20 ibu hamil atau ibu balita.
Kepala Sub Koordinator Gizi Dinas Kesehatan Kota Pontianak Bintari Indah Saputri menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam menangani masalah stunting yang masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama di Indonesia, termasuk di wilayah Pontianak.
“Penurunan angka stunting bukan hanya tanggung jawab Pemerintah tetapi juga membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk masyarakat, komunitas, dan organisasi seperti Srikandi PLN, PLN Peduli, dan AIMI. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak,” ujar Bintari.
Ia juga mengatakan, dalam pemenuhan gizi seringkali masyarakat terkendala biaya sehingga kesulitan dalam menyediakan sumber bahan pangan.
Beberapa kegiatan penting yang dilaksanakan antara lain Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) bagi 40 kader posyandu dengan bentuk teori dan praktik konseling, pemberian materi pelatihan dan alat hidroponik kepada masyarakat di Kelurahan Parit Tokaya dan Kelurahan Saigon, serta kegiatan memantau dan evaluasi antara narasumber, fasilitator PMBA, dan seluruh kader posyandu.
”Sebagai upaya pemenuhan sumber pangan bagi masyarakat di lingkungan kelurahan, maka perlu diadakan bantuan sumber pangan yang bisa dikelola oleh masyarakat yang bernilai ekonomis serta menimbulkan kemandirian dalam masyarakat,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024