PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) resmi meluncurkan Indonesia Islamic Financial Center (IIFC) sebagai pusat keuangan syariah yang berlokasi di dua gedung utama, yakni Menara Danareksa dan BSI Tower.
"Satu kawasan di sekitar Merdeka Selatan ini namanya adalah Indonesia Islamic Financial Center, dan core gedungnya itu ada dua, di sini ada Danareksa (Menara Danareksa), kemudian ini BSI Tower yang akan beroperasi tahun depan," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi usai peresmian IIFC di Jakarta, Selasa.
Menurut Hery, peresmian pusat keuangan syariah tersebut menandakan kesiapan Indonesia untuk menjadi pemain utama di sektor keuangan syariah secara nasional maupun bagi kawasan sekitar.
Adapun investasi yang dikucurkan untuk pembangunan IIFC yakni sebesar Rp1,1 triliun untuk BSI Tower, dan Rp900 miliar untuk Menara Danareksa.
IIFC untuk di Menara Danareksa sudah mulai beroperasi, namun untuk yang BSI Tower ditargetkan mulai beroperasi pada 2025.
Hery membeberkan, nantinya akan dibangun jembatan untuk menghubungkan kedua gedung tersebut.
Ia juga menyampaikan bahwa hingga saat ini, sudah banyak pelaku jasa keuangan syariah yang mendaftarkan tenannya untuk dapat beroperasi di IIFC.
"Ini (BSI Tower) 100 persen sudah terisi, walaupun gedungnya belum selesai. Kalau ini (Menara Danareksa) sudah 95 persen gedungnya selesai (Menara Danareksa)," ujarnya.
Dengan adanya IIFC ini, Hery optimistis Indonesia bakal menjadi barometer industri keuangan syariah dalam kancah global.
"Kita Maret tahun ini secara market cap sudah masuk ke-10 besar bank syariah dunia. Target kita paling tidak dalam 2-3 tahun ke depan nomor 5 besar. Kalau bisa 3 besar, itu target untuk global," ucapnya.
Sementara dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya memanfaatkan potensi besar Indonesia sebagai pasar industri halal global, dengan jumlah penduduk muslim mencapai 236 juta orang.
"Kita tahu, negara kita Indonesia memiliki penduduk muslim 236 juta. Ini sebuah market besar, sebuah pasar besar, potensi besar yang harus kita pikirkan agar peluang yang ada tidak lepas ke negara yang lain," katanya dalam pidato sambutan.
Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki peluang strategis untuk menjadi pusat ekosistem halal dunia, namun hal ini memerlukan penguatan ekosistem ekonomi syariah serta penyediaan pelaku profesional di industri tersebut.
Presiden mencatat bahwa pertumbuhan aset industri syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang mengesankan, dengan aset syariah tumbuh sebesar 9,07 persen dibandingkan dengan aset bank nasional yang tumbuh 8,9 persen.
Selain itu, Presiden menyebutkan bank syariah juga mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 10,41 persen, dibandingkan dengan bank nasional yang tumbuh 8,43 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024