Pos Pengamatan Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, meminta kepada seluruh warga maupun wisatawan untuk mematuhi edaran terkait larangan beraktivitas di dalam radius hingga empat km.
"Warga maupun wisatawan diminta tetap patuhi edaran larangan tersebut, menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, yang setiap saat terus menerus erupsi dan tidak berada pada wilayah perluasan sektoral berjarak lima km ke arah bukaan kawah, di bagian utara dari kawah aktif," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ibu Ridwan Djalil dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Ternate, Kamis.
Dia mengatakan jika terjadi hujan abu maka masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah, khususnya di sekitar gunung api setinggi 1.325 meter dari permukaan laut (mdpl) itu menggunakan masker maupun kacamata, agar mereka bisa terhindar dari paparan abu gunung itu.
Dengan kondisi saat ini, kata dia, diharapkan kepada seluruh pihak menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya, serta mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
"Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," ujarnya.
Sementara terpantau pada Kamis (19/9) tadi pagi sekitar pukul 09.46 WIT Gunung Ibu kembali erupsi, melontarkan abu setinggi 1.000 meter dan berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah timur laut.
Erupsi tersebut berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 2 menit 38 detik di Pos Pengamatan Gunung Ibu yang berada di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu.
"Saat ini status Gunung Ibu masih berada di Level III atau Siaga," kata Ridwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Warga maupun wisatawan diminta tetap patuhi edaran larangan tersebut, menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, yang setiap saat terus menerus erupsi dan tidak berada pada wilayah perluasan sektoral berjarak lima km ke arah bukaan kawah, di bagian utara dari kawah aktif," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ibu Ridwan Djalil dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Ternate, Kamis.
Dia mengatakan jika terjadi hujan abu maka masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah, khususnya di sekitar gunung api setinggi 1.325 meter dari permukaan laut (mdpl) itu menggunakan masker maupun kacamata, agar mereka bisa terhindar dari paparan abu gunung itu.
Dengan kondisi saat ini, kata dia, diharapkan kepada seluruh pihak menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya, serta mengikuti arahan dari pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
"Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi Android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG seperti Facebook, Twitter, dan Instagram," ujarnya.
Sementara terpantau pada Kamis (19/9) tadi pagi sekitar pukul 09.46 WIT Gunung Ibu kembali erupsi, melontarkan abu setinggi 1.000 meter dan berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, condong ke arah timur laut.
Erupsi tersebut berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 2 menit 38 detik di Pos Pengamatan Gunung Ibu yang berada di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu.
"Saat ini status Gunung Ibu masih berada di Level III atau Siaga," kata Ridwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024