Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan bahwa pemberitaan seputar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 berhasil menjangkau dunia.
"Pemberitaan menjangkau dunia karena hasil pertandingan kita, apa yang terjadi dalam pelaksanaan PON ini ternyata juga diliput oleh media asing," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo Bambang Dwi Anggono.
Hal tersebut dia sampaikan saat ditemui usai konferensi pers bertajuk "Sumatera Utara Bangga Jadi Tuan Rumah PON XXI 2024" di Medan, Sumatera Utara, Kamis.
Ia menyampaikan banyak media asing yang menanyai mekanisme meliput PON, seperti media dari Malaysia.
"Dari Malaysia juga perhatian cukup banyak, yang paling banyak memang dari Asia Tenggara, yang meminta pemberitaan, minta informasi di mana saya bisa mendapatkan berita secara luas," ucap Bambang.
Ia mengatakan Kemenkominfo bekerja sama dengan Panitia Besar (PB) PON XXI pun memublikasikan rilis pers yang dapat digunakan media-media untuk membuat pemberitaan. Pada PON tahun 2024, Bambang menyampaikan pihaknya telah menerbitkan lebih dari 112 rilis.
"Rilis yang kita berikan rata-rata ketika ada PON itu kurang dari 100. Hari ini, sudah lebih dari 112 rilis. Kemudian, foto dan videonya juga sangat banyak sekali yang sudah kita publikasikan sehingga media bisa pakai secara langsung," ucap dia.
Atas keberhasilan itu, Bambang pun menyampaikan terima kasih atas kontribusi beragam pihak dalam menyukseskan pemberitaan seputar PON XXI Aceh-Sumut, terutama terkait penyediaan media center yang bertaraf internasional.
"Terima kasih kepada seluruh pihak, seperti hotel (penyedia lokasi media center), kemudian tim dari Kominfo, tim dari Diskomifo baik dari Aceh maupun Sumatera Utara dan pihak-pihak yang mungkin tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Yang membuat luar biasa media center ini adalah para jurnalis," ujar dia.
Bambang menyampaikan pula pada PON XXI, pemberitaan melibatkan 600 jurnalis di Sumatera Utara dan 600 di Aceh.
"Jumlahnya juga tidak sedikit. Yang terdaftar di Sumut, lebih dari 600, di Aceh juga lebih dari 600," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Pemberitaan menjangkau dunia karena hasil pertandingan kita, apa yang terjadi dalam pelaksanaan PON ini ternyata juga diliput oleh media asing," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemenkominfo Bambang Dwi Anggono.
Hal tersebut dia sampaikan saat ditemui usai konferensi pers bertajuk "Sumatera Utara Bangga Jadi Tuan Rumah PON XXI 2024" di Medan, Sumatera Utara, Kamis.
Ia menyampaikan banyak media asing yang menanyai mekanisme meliput PON, seperti media dari Malaysia.
"Dari Malaysia juga perhatian cukup banyak, yang paling banyak memang dari Asia Tenggara, yang meminta pemberitaan, minta informasi di mana saya bisa mendapatkan berita secara luas," ucap Bambang.
Ia mengatakan Kemenkominfo bekerja sama dengan Panitia Besar (PB) PON XXI pun memublikasikan rilis pers yang dapat digunakan media-media untuk membuat pemberitaan. Pada PON tahun 2024, Bambang menyampaikan pihaknya telah menerbitkan lebih dari 112 rilis.
"Rilis yang kita berikan rata-rata ketika ada PON itu kurang dari 100. Hari ini, sudah lebih dari 112 rilis. Kemudian, foto dan videonya juga sangat banyak sekali yang sudah kita publikasikan sehingga media bisa pakai secara langsung," ucap dia.
Atas keberhasilan itu, Bambang pun menyampaikan terima kasih atas kontribusi beragam pihak dalam menyukseskan pemberitaan seputar PON XXI Aceh-Sumut, terutama terkait penyediaan media center yang bertaraf internasional.
"Terima kasih kepada seluruh pihak, seperti hotel (penyedia lokasi media center), kemudian tim dari Kominfo, tim dari Diskomifo baik dari Aceh maupun Sumatera Utara dan pihak-pihak yang mungkin tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Yang membuat luar biasa media center ini adalah para jurnalis," ujar dia.
Bambang menyampaikan pula pada PON XXI, pemberitaan melibatkan 600 jurnalis di Sumatera Utara dan 600 di Aceh.
"Jumlahnya juga tidak sedikit. Yang terdaftar di Sumut, lebih dari 600, di Aceh juga lebih dari 600," ucap dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024