Atraksi mendirikan telur dan menunggu momen hilangnya bayangan menjadi hal wajib dan paling ditunggu pengunjung ketika terjadinya kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Kalimantan Barat.
"Saat terjadi kulminasi matahari ramai pengunjung mendirikan telur dan menanti benda yang tegak lurus hilang bayangannya. Ini seru sekali dan pengalaman saat berkunjung ke Tugu Khatulistiwa saat kulminasi matahari," ujar pengunjung kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Nata, Minggu.
Ia takjub di lokasi Tugu Khatulistiwa itu telur bisa berdiri. Sensasi mendirikan telur menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
"Kemudian menarik juga di kawasan Tugu Khatulistiwa kita bisa berada dalam satu tempat dan waktu, berada di belahan bumi utara dan selatan karena tepat di situ garis khatulistiwa. Ini menakjubkan," ujar dia lagi.
Fenomena kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak merupakan peristiwa langka yang terjadi dua kali setahun, yaitu pada 21-23 Maret dan 21-23 September, ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa.
Fenomena kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga bagi para peneliti dan pecinta astronomi. Peristiwa ini diharapkan dapat terus mendorong pariwisata dan edukasi di Kota Pontianak.
Pada Pesona Kulminasi 2024 ini berlangsung mulai 21-23 September. Beragam acara dihadirkan Pemerintah Kota Pontianak mulai dari hiburan pertunjukan seni, pengamatan astronomi, luncurkan logo Hari Jadi ke-253 Pontianak hingga mendirikan telur.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mendorong fenomena kulminasi matahari sebagai keunikan alam yang hanya terjadi di Pontianak dan berpotensi besar menjadi daya tarik wisata unggulan.
“Kita bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan Pontianak suatu kelebihan yaitu kulminasi matahari, satu-satunya di Indonesia. Ini merupakan peluang besar untuk meningkatkan pariwisata di kota kita,” kata dia.
Ani mengatakan bahwa akan berupaya merekomendasikan kepada pemerintah pusat agar kulminasi matahari ini menjadi agenda nasional serta menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini guna terus berinovasi dan berkreasi.
"Kami selalu berusaha mengusulkan ke pemerintah pusat agar kulminasi matahari ini diakui sebagai agenda nasional. Dengan begitu, semakin banyak orang akan datang dan berkunjung ke Pontianak, yang pada akhirnya dapat memberikan berkah berupa peningkatan perekonomian kota kita," ujarnya lagi.
Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini dengan mengembangkan inovasi-inovasi kreatif seperti produk seni, pakaian, atau merchandise terkait fenomena ini, seperti kaos berlogo Kulminasi Matahari 253.
"Kegiatan ini tidak boleh hanya sekadar seremonial. Setelah acara selesai, masyarakat harus terus berinovasi, misalnya melalui karya seni atau produk yang mengangkat fenomena kulminasi matahari ini, sehingga inovasi tumbuh dan masyarakat mendapatkan penghasilan dari kreativitas mereka,” kata Ani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Saat terjadi kulminasi matahari ramai pengunjung mendirikan telur dan menanti benda yang tegak lurus hilang bayangannya. Ini seru sekali dan pengalaman saat berkunjung ke Tugu Khatulistiwa saat kulminasi matahari," ujar pengunjung kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Nata, Minggu.
Ia takjub di lokasi Tugu Khatulistiwa itu telur bisa berdiri. Sensasi mendirikan telur menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
"Kemudian menarik juga di kawasan Tugu Khatulistiwa kita bisa berada dalam satu tempat dan waktu, berada di belahan bumi utara dan selatan karena tepat di situ garis khatulistiwa. Ini menakjubkan," ujar dia lagi.
Fenomena kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak merupakan peristiwa langka yang terjadi dua kali setahun, yaitu pada 21-23 Maret dan 21-23 September, ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa.
Fenomena kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga bagi para peneliti dan pecinta astronomi. Peristiwa ini diharapkan dapat terus mendorong pariwisata dan edukasi di Kota Pontianak.
Pada Pesona Kulminasi 2024 ini berlangsung mulai 21-23 September. Beragam acara dihadirkan Pemerintah Kota Pontianak mulai dari hiburan pertunjukan seni, pengamatan astronomi, luncurkan logo Hari Jadi ke-253 Pontianak hingga mendirikan telur.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mendorong fenomena kulminasi matahari sebagai keunikan alam yang hanya terjadi di Pontianak dan berpotensi besar menjadi daya tarik wisata unggulan.
“Kita bersyukur kepada Allah SWT yang sudah memberikan Pontianak suatu kelebihan yaitu kulminasi matahari, satu-satunya di Indonesia. Ini merupakan peluang besar untuk meningkatkan pariwisata di kota kita,” kata dia.
Ani mengatakan bahwa akan berupaya merekomendasikan kepada pemerintah pusat agar kulminasi matahari ini menjadi agenda nasional serta menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini guna terus berinovasi dan berkreasi.
"Kami selalu berusaha mengusulkan ke pemerintah pusat agar kulminasi matahari ini diakui sebagai agenda nasional. Dengan begitu, semakin banyak orang akan datang dan berkunjung ke Pontianak, yang pada akhirnya dapat memberikan berkah berupa peningkatan perekonomian kota kita," ujarnya lagi.
Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini dengan mengembangkan inovasi-inovasi kreatif seperti produk seni, pakaian, atau merchandise terkait fenomena ini, seperti kaos berlogo Kulminasi Matahari 253.
"Kegiatan ini tidak boleh hanya sekadar seremonial. Setelah acara selesai, masyarakat harus terus berinovasi, misalnya melalui karya seni atau produk yang mengangkat fenomena kulminasi matahari ini, sehingga inovasi tumbuh dan masyarakat mendapatkan penghasilan dari kreativitas mereka,” kata Ani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024