Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menegaskan komitmennya dalam pengembangan ekonomi daerah melalui pendekatan multi-stakeholder pentahelix, yang melibatkan sektor pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media.

Pendekatan itu menjadi kunci dalam mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sektor-sektor potensial lainnya di wilayah Kalbar.

"Kami menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia serta Politeknik Negeri Pontianak, yang telah membantu dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Kalbar," kata Pj Sekda Kalbar, Muhammad Bari di Pontianak, Selasa.

Dia menyampaikan, Pemprov Kalbar menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Perguruan Tinggi Vokasi Konsorsium Kalbar yang telah mendukung pemerintah daerah dalam menyiapkan SDM berkualitas dan mengembangkan riset inovasi berbasis potensi daerah.

Menurutnya, keterlibatan unsur-unsur pentahelix, mulai dari pemerintah hingga media, sangat penting untuk menciptakan sinergi yang mampu mengakselerasi pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing daerah.

Dalam studi yang dilakukan, komunitas memegang peranan dominan sebesar 27 persen dalam pengembangan bisnis UMKM, diikuti pemerintah 25 persen, swasta dan media masing-masing 19 persen, serta akademisi 10 persen.

Bari juga menekankan pentingnya Kalbar untuk siap menghadapi transformasi ekonomi dari sektor yang selama ini berbasis sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan (sawit), dan pertambangan (bauksit) menuju sektor bernilai tambah tinggi seperti industri manufaktur dan hilirisasi komoditi.

Hal ini penting dilakukan untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.

"Kalbar harus siap melakukan transformasi ekonomi dari sumber daya alam menuju sektor-sektor bernilai tambah tinggi yang ramah lingkungan dan inklusif. Ini termasuk pengembangan industri hilirisasi bauksit, sawit, serta komoditi endemik seperti tengkawang dan kratom," tuturnya.

Transformasi ini, lanjut Bari, memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai seperti pelabuhan, jalan, air bersih, energi, serta telekomunikasi, dan yang tak kalah penting, penguatan SDM melalui pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri.

Dalam pandangannya, sektor pendidikan memiliki peran kunci sebagai penyedia SDM untuk berbagai industri di Kalbar.

Dengan adanya pembangunan Pelabuhan Kijing dan terminal barang internasional, kebutuhan tenaga kerja di bidang logistik, pariwisata, serta energi terbarukan semakin meningkat.

"Saya berharap Kalbar mampu menyiapkan SDM yang kompeten untuk sektor-sektor penting seperti hilirisasi bauksit, sawit, serta komoditi lainnya yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Jangan sampai SDM Kalbar hanya menjadi penonton di negeri sendiri," kata Bari.

Lebih jauh, ia juga berharap agar sinergi antara pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media dapat terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem inovasi dan riset teknologi yang diperlukan dalam mendukung transformasi ekonomi daerah.

Bari menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar akan terus mendorong pengembangan dunia usaha melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Dengan adanya kerja sama yang erat antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media, diharapkan dapat tercipta sinergi yang kuat dalam memajukan ekonomi daerah.

"Pemerintah Provinsi Kalbar berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan dunia usaha dan menciptakan SDM berkualitas yang siap menghadapi tantangan masa depan. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045," kata Bari.

Melalui pendekatan pentahelix, Kalimantan Barat optimistis dapat mewujudkan transformasi ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global, sekaligus mempersiapkan generasi yang mampu mendukung kemajuan ekonomi daerah di masa depan.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024