Belanda telah memutuskan untuk mengalokasikan 3 juta euro (sekitar Rp50,5 miliar) dalam bentuk bantuan pangan untuk anak-anak di Jalur Gaza, menurut pernyataan pemerintah pada Kamis (26/9).
“Pemerintah mengalokasikan 3 juta euro untuk bantuan pangan darurat bagi anak-anak kecil di Jalur Gaza. Kontribusi kemanusiaan ini akan disalurkan melalui organisasi PBB, UNICEF (Dana Anak-Anak PBB),” bunyi pernyataan tersebut.
Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Belanda, Reinette Klever, di New York, tempat ia menghadiri Sidang Umum PBB.
Sang menteri juga menyebutkan bahwa Belanda akan memberikan kontribusi tahunan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) pada Januari mendatang.
Pemerintah Belanda percaya bahwa organisasi ini memainkan peran penting dalam memberikan bantuan di Jalur Gaza, di mana krisis kemanusiaan terus berlangsung dan banyak orang kekurangan makanan.
Pada 7 Oktober 2023, Israel menghadapi serangan roket besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza.
Menyusul serangan tersebut, pejuang dari gerakan Palestina Hamas menyusup ke daerah perbatasan, menembaki personel militer dan warga sipil, serta mengambil lebih dari 200 sandera. Menurut pihak berwenang, sekitar 1.200 orang tewas.
Pasukan Pertahanan Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, termasuk serangan terhadap sasaran sipil. Israel juga mengumumkan blokade total terhadap wilayah tersebut: pasokan air, listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan dihentikan.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah melebihi 41.400 orang, sementara lebih dari 96.000 orang terluka.
Jalur Gaza secara efektif terbagi menjadi bagian selatan dan utara; Israel kini melakukan operasi darat di Rafah, yang dianggap sebagai benteng terakhir Hamas.
Sumber: Sputnik-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024