Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi meminta pengembangan laboratorium kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) atau AI Lab di Indonesia bisa menerapkan standar global seperti yang telah diterapkan di negara-negara maju.
“Agar dapat menjadi inovator sekaligus inventor yang mampu menegakkan kemandirian bangsa, saya mendorong seluruh ekosistem untuk melakukan benchmark terhadap beberapa best practice pengembangan AI Lab di berbagai belahan dunia,” kata Budi dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Sabtu.
Menurut Budi, ekosistem digital Indonesia dapat mengambil pengalaman dalam pengelolaan AI Lab pada tiga perguruan tinggi ternama di dunia yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT), National Univesity of Singapore, dan Universitas of Oxford.
Untuk MIT, Budi menilai pembelajaran yang bisa dipetik ialah berasal dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory atau CSAIL di Amerika Serikat.
AI Lab tersebut dirancang dengan topik riset mengenai AI dan menyebarluaskan edukasi tentang AI, untuk risetnya juga memfasilitasi kerja sama dengan industri.
Sementara itu, pembelajaran mengenai AI Lab juga bisa dilihat dari negara tetangga yaitu Singapura melalui National University of Singapore (NUS) dengan fasilitas AI Laboratory yang mendorong kegiatan riset, edukasi, serta kerja sama dengan industri.
“Seluruh aspek dari AI mulai dari Machine Learning hingga Natural Language Proccesing (NLP), fokus dari penelitian mereka adalah Embodied AI, Interactive AI, dan Trustworthy AI,” kata Budi.
Terakhir, Budi menyebutkan pembelajaran AI Laboratory dapat dilihat dari Oxford Robotics Institute Applied AI Lab di Universitas Oxford yang mempunyai fokus pengembangan solusi teknologi melalui robotika dan AI.
Menurutnya, Lab AI di Inggris itu bertujuan untuk mempercepat dan memfasilitasi transfer of knowledge pada level global.
“Beberapa bidang yang dicakup adalah penelitian medis, komputasi dan teknologi, transportasi serta prostetik,” ungkapnya.
Hal ini disampaikan Budi bertepatan juga dengan hadirnya AI Laboratorium di Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi lintas global Sinar Mas dengan China Mobile yang diberi nama SMG-CMCC Joint AI Lab (ASIX) pada Jumat (27/9).
Menkominfo mengapresiasi pelaku ekosistem AI di dalam negeri yang telah berupaya mengembangkan pusat penelitian untuk membuat AI di Indonesia bisa bertumbuh.
“Semoga kolaborasi ini dapat mendorong inisiatif-inisiatif lain dalam agenda percepatan transformasi digital nasional untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045,” demikian dikatakan Menteri Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
“Agar dapat menjadi inovator sekaligus inventor yang mampu menegakkan kemandirian bangsa, saya mendorong seluruh ekosistem untuk melakukan benchmark terhadap beberapa best practice pengembangan AI Lab di berbagai belahan dunia,” kata Budi dalam keterangannya yang diterima ANTARA, Sabtu.
Menurut Budi, ekosistem digital Indonesia dapat mengambil pengalaman dalam pengelolaan AI Lab pada tiga perguruan tinggi ternama di dunia yakni Massachusetts Institute of Technology (MIT), National Univesity of Singapore, dan Universitas of Oxford.
Untuk MIT, Budi menilai pembelajaran yang bisa dipetik ialah berasal dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory atau CSAIL di Amerika Serikat.
AI Lab tersebut dirancang dengan topik riset mengenai AI dan menyebarluaskan edukasi tentang AI, untuk risetnya juga memfasilitasi kerja sama dengan industri.
Sementara itu, pembelajaran mengenai AI Lab juga bisa dilihat dari negara tetangga yaitu Singapura melalui National University of Singapore (NUS) dengan fasilitas AI Laboratory yang mendorong kegiatan riset, edukasi, serta kerja sama dengan industri.
“Seluruh aspek dari AI mulai dari Machine Learning hingga Natural Language Proccesing (NLP), fokus dari penelitian mereka adalah Embodied AI, Interactive AI, dan Trustworthy AI,” kata Budi.
Terakhir, Budi menyebutkan pembelajaran AI Laboratory dapat dilihat dari Oxford Robotics Institute Applied AI Lab di Universitas Oxford yang mempunyai fokus pengembangan solusi teknologi melalui robotika dan AI.
Menurutnya, Lab AI di Inggris itu bertujuan untuk mempercepat dan memfasilitasi transfer of knowledge pada level global.
“Beberapa bidang yang dicakup adalah penelitian medis, komputasi dan teknologi, transportasi serta prostetik,” ungkapnya.
Hal ini disampaikan Budi bertepatan juga dengan hadirnya AI Laboratorium di Indonesia yang merupakan hasil kolaborasi lintas global Sinar Mas dengan China Mobile yang diberi nama SMG-CMCC Joint AI Lab (ASIX) pada Jumat (27/9).
Menkominfo mengapresiasi pelaku ekosistem AI di dalam negeri yang telah berupaya mengembangkan pusat penelitian untuk membuat AI di Indonesia bisa bertumbuh.
“Semoga kolaborasi ini dapat mendorong inisiatif-inisiatif lain dalam agenda percepatan transformasi digital nasional untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045,” demikian dikatakan Menteri Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024