Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Nurdin Yana menyatakan dua bangunan sekolah yang rusak akibat diguncang gempa bumi di Kecamatan Pasirwangi siap dibangun kembali lebih kokoh yang ditargetkan pembangunannya selesai selama dua bulan.
"Mudah-mudahan itu hanya dua bulan yang diperlukan untuk membangun atau merekonstruksi bangunan SD tersebut," kata Nurdin Yana di Garut, Rabu.
Ia menuturkan Pemkab Garut dalam membangun dua sekolah itu menggandeng Yayasan Bakti Barito bekerja sama dengan Yayasan Kitabisa, dan Star Energy yang menyanggupi menyelesaikan rekonstruksi dua sekolah yang terdampak gempa yakni SD Negeri Barusari 3, dan 4 di Kecamatan Pasirwangi.
Adanya kepedulian dari yayasan dan Star Energy itu, kata dia, telah membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan daerah yang terdampak gempa bumi, di antaranya pembangunan sekolah agar bisa kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Baca juga: 9.229 korban gempa masih bertahan di pengungsian
"Saya kira ini sangat penting bagi kita, dalam kondisi keterbatasan anggaran pada kita, alhamdulillah Yayasan Bakti Barito siap untuk membangun secara penuh," katanya.
Rencana pembangunan sekolah itu, kata dia, sudah dibahas bersama dengan yayasan mulai dari persiapannya dan juga regulasi yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah sebelum dimulai pembangunan.
Pemkab Garut, lanjut dia, akan menyiapkan regulasi yang mendasari rekonstruksi sekolah tersebut, seperti menerbitkan surat untuk perizinan pembongkaran pada dua sekolah, sehingga yayasan tersebut bisa segera melakukan proses pembangunan.
"Hanya izin bongkar dari kita keluar, setelah itu nanti bersama dengan masyarakat untuk meruntuhkan, untuk membongkar bangunan tersebut, setelah steril baru dilakukan pengerjaan oleh mereka," katanya.
Ia menambahkan hasil pembahasan pembangunan itu, pihak yayasan menyanggupi pembangunan untuk satu sekolah lamanya satu bulan, dan untuk dua sekolah itu ditargetkan dua bulan sudah selesai.
Baca juga: Pemkab catat 45.325 warga terdampak gempa bumi di Bandung
Pembangunan dua sekolah itu, kata dia, merupakan langkah awal upaya pemerintah untuk kembali membangun sekolah yang terdampak gempa di Garut, meski hasil pendataan di lapangan tercatat ada 21 sekolah yang rusak akibat gempa.
Ia mengatakan, untuk sekolah lain rencananya akan diusulkan perbaikan semuanya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar sekolah tersebut secepatnya bisa digunakan dengan aman dan nyaman.
"Sebetulnya kita kan ada 21 SD yang agak bermasalah di wilayah terdampak gempa itu, tapi alhamdulillah dua sudah selesai," katanya.
Baca juga: Mensos Saifullah Yusuf naik Whoosh tinjau korban gempa Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Mudah-mudahan itu hanya dua bulan yang diperlukan untuk membangun atau merekonstruksi bangunan SD tersebut," kata Nurdin Yana di Garut, Rabu.
Ia menuturkan Pemkab Garut dalam membangun dua sekolah itu menggandeng Yayasan Bakti Barito bekerja sama dengan Yayasan Kitabisa, dan Star Energy yang menyanggupi menyelesaikan rekonstruksi dua sekolah yang terdampak gempa yakni SD Negeri Barusari 3, dan 4 di Kecamatan Pasirwangi.
Adanya kepedulian dari yayasan dan Star Energy itu, kata dia, telah membantu pemerintah daerah dalam menyelesaikan daerah yang terdampak gempa bumi, di antaranya pembangunan sekolah agar bisa kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Baca juga: 9.229 korban gempa masih bertahan di pengungsian
"Saya kira ini sangat penting bagi kita, dalam kondisi keterbatasan anggaran pada kita, alhamdulillah Yayasan Bakti Barito siap untuk membangun secara penuh," katanya.
Rencana pembangunan sekolah itu, kata dia, sudah dibahas bersama dengan yayasan mulai dari persiapannya dan juga regulasi yang harus disiapkan oleh pemerintah daerah sebelum dimulai pembangunan.
Pemkab Garut, lanjut dia, akan menyiapkan regulasi yang mendasari rekonstruksi sekolah tersebut, seperti menerbitkan surat untuk perizinan pembongkaran pada dua sekolah, sehingga yayasan tersebut bisa segera melakukan proses pembangunan.
"Hanya izin bongkar dari kita keluar, setelah itu nanti bersama dengan masyarakat untuk meruntuhkan, untuk membongkar bangunan tersebut, setelah steril baru dilakukan pengerjaan oleh mereka," katanya.
Ia menambahkan hasil pembahasan pembangunan itu, pihak yayasan menyanggupi pembangunan untuk satu sekolah lamanya satu bulan, dan untuk dua sekolah itu ditargetkan dua bulan sudah selesai.
Baca juga: Pemkab catat 45.325 warga terdampak gempa bumi di Bandung
Pembangunan dua sekolah itu, kata dia, merupakan langkah awal upaya pemerintah untuk kembali membangun sekolah yang terdampak gempa di Garut, meski hasil pendataan di lapangan tercatat ada 21 sekolah yang rusak akibat gempa.
Ia mengatakan, untuk sekolah lain rencananya akan diusulkan perbaikan semuanya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar sekolah tersebut secepatnya bisa digunakan dengan aman dan nyaman.
"Sebetulnya kita kan ada 21 SD yang agak bermasalah di wilayah terdampak gempa itu, tapi alhamdulillah dua sudah selesai," katanya.
Baca juga: Mensos Saifullah Yusuf naik Whoosh tinjau korban gempa Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024