Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya menyumbang Rp38,32 triliun atau 14,04 persen dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang mencapai Rp308,137 triliun pada tahun 2023, sehingga menjadi kontributor kedua terbesar.
"Total PDRB Kubu Raya sebesar Rp38,32 triliun menjadi kontributor PDRB kedua untuk Provinsi Kalbar," kata Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam Infrastruktur dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya Herbimo Utoyo, di Kubu Raya, Senin.
Penyumbang PDRB terbesar Kubu Raya menurut lapangan usaha, kata dia, adalah industri pengolahan sebesar 33,06 persen, kemudian pertanian, kehutanan, dan perikanan (12,27 persen), konstruksi (11,69 persen), transportasi dan pergudangan (10,67 persen), perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar (10,16 persen).
Baca juga: Kalbar dukung hilirisasi industri untuk tingkatkan PDRB
Selain itu informasi dan komunikasi (3,46 persen), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (3,45 persen), jasa pendidikan (3,4 persen) hingga terendah 0,4 persen oleh jasa perusahaan dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
"Kubu Raya itu nomor satu penyumbang PDRB adalah industri pengolahan yang salah satu sumber utamanya dari sektor perkebunan yaitu industri pengolahan CPO dari perkebunan sawit. Kemudian di sektor kedua adalah pertanian yang sebagian besar dari komoditas hortikultura," katanya
Tanaman hortikultura seperti buah dan sayuran, lanjutnya, menjadi potensi besar penyumbang kegiatan lapangan usaha dan pertumbuhan ekonomi, mengingat juga hasil tanaman hortikultura Kubu Raya menjadi penyedia pasar Ibu Kota Kalbar yakni Pontianak.
"Pertumbuhan penduduk Kota Pontianak dan beberapa kecamatan di Kubu Raya yang mengelilingi kota provinsi itu menjadi market alamiah yang potensial di depan mata," katanya.
Pemkab, kata dia, pun kini berupaya untuk meningkatkan diversifikasi dan industri hilirisasi komoditas yang eksis di Kubu Raya, seperti hortikultura dan sawit.
Baca juga: TPID Kalbar memperkuat peran UMKM untuk meningkatkan PDRB
Berdasarkan data terakhir 2023, total PDRB Kalbar adalah Rp308.137,71 triliun dengan urutan pertama penyumbang PDRB Kalbar adalah Kota Pontianak dengan Rp47,88 triliun, untuk urutan ketiga ada Ketapang Rp35,24 triliun.
Keempat ada Sambas dengan Rp26,06 triliun, kelima Sanggau dengan Rp24,52 triliun, keenam Sintang dengan Rp18,56 triliun, ketujuh Landak dengan Rp13,68 triliun, kedelapan Kapuas Hulu dengan Rp13,14 triliun, kesembilan Kota Singkawang dengan Rp12,89 triliun, kesepuluh Bengkayang dengan Rp11,14 triliun.
Lalu kesebelas ada Mempawah dengan Rp10,71 triliun, kedua belas Sekadau Rp8,50 triliun, ketiga belas Melawi dengan Rp6,64 triliun, dan terakhir Kayong Utara dengan Rp5,37 triliun.
Baca juga: PDRB Kalimantan Barat meningkat sebesar 2,22 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Total PDRB Kubu Raya sebesar Rp38,32 triliun menjadi kontributor PDRB kedua untuk Provinsi Kalbar," kata Kepala Bidang Perekonomian, Sumber Daya Alam Infrastruktur dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kubu Raya Herbimo Utoyo, di Kubu Raya, Senin.
Penyumbang PDRB terbesar Kubu Raya menurut lapangan usaha, kata dia, adalah industri pengolahan sebesar 33,06 persen, kemudian pertanian, kehutanan, dan perikanan (12,27 persen), konstruksi (11,69 persen), transportasi dan pergudangan (10,67 persen), perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar (10,16 persen).
Baca juga: Kalbar dukung hilirisasi industri untuk tingkatkan PDRB
Selain itu informasi dan komunikasi (3,46 persen), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (3,45 persen), jasa pendidikan (3,4 persen) hingga terendah 0,4 persen oleh jasa perusahaan dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
"Kubu Raya itu nomor satu penyumbang PDRB adalah industri pengolahan yang salah satu sumber utamanya dari sektor perkebunan yaitu industri pengolahan CPO dari perkebunan sawit. Kemudian di sektor kedua adalah pertanian yang sebagian besar dari komoditas hortikultura," katanya
Tanaman hortikultura seperti buah dan sayuran, lanjutnya, menjadi potensi besar penyumbang kegiatan lapangan usaha dan pertumbuhan ekonomi, mengingat juga hasil tanaman hortikultura Kubu Raya menjadi penyedia pasar Ibu Kota Kalbar yakni Pontianak.
"Pertumbuhan penduduk Kota Pontianak dan beberapa kecamatan di Kubu Raya yang mengelilingi kota provinsi itu menjadi market alamiah yang potensial di depan mata," katanya.
Pemkab, kata dia, pun kini berupaya untuk meningkatkan diversifikasi dan industri hilirisasi komoditas yang eksis di Kubu Raya, seperti hortikultura dan sawit.
Baca juga: TPID Kalbar memperkuat peran UMKM untuk meningkatkan PDRB
Berdasarkan data terakhir 2023, total PDRB Kalbar adalah Rp308.137,71 triliun dengan urutan pertama penyumbang PDRB Kalbar adalah Kota Pontianak dengan Rp47,88 triliun, untuk urutan ketiga ada Ketapang Rp35,24 triliun.
Keempat ada Sambas dengan Rp26,06 triliun, kelima Sanggau dengan Rp24,52 triliun, keenam Sintang dengan Rp18,56 triliun, ketujuh Landak dengan Rp13,68 triliun, kedelapan Kapuas Hulu dengan Rp13,14 triliun, kesembilan Kota Singkawang dengan Rp12,89 triliun, kesepuluh Bengkayang dengan Rp11,14 triliun.
Lalu kesebelas ada Mempawah dengan Rp10,71 triliun, kedua belas Sekadau Rp8,50 triliun, ketiga belas Melawi dengan Rp6,64 triliun, dan terakhir Kayong Utara dengan Rp5,37 triliun.
Baca juga: PDRB Kalimantan Barat meningkat sebesar 2,22 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024