Sebanyak 26 desa menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat untuk penanganan kasus stunting pada tahun 2024.

"Desa lokus stunting ini di Kabupaten Kubu Raya ada di sejumlah desa yang tersebar di beberapa kecamatan," kata Kepala Bidang KB Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kubu Raya Nani Nila Kusuma, Rabu.

Sebanyak 26 desa tersebut tersebar di Kecamatan Terentang, Sungai Raya, Sungai Kakap, Batu Ampar, Sungai Ambawang, Teluk Pakedai, Kuala Mandor B dan Kubu.

Untuk di Kecamatan Terentang yakni Desa Betuah, Teluk Empening, Terentang Hilir, Sungai Radak Satu, Permata dan Radak Baru. Kemudian Kecamatan Sungai Ray di Desa Sungai Raya Dalam, Mekar Sari, Kuala Dua, dan Limbung.

Baca juga: Kadisporapar Kalbar ajak pemuda ambil peran turunkan angka Stunting

Di Kecamatan Sungai Kakap di Desa Pal Sembilan, Sungai Kakap, dan Sungai Rengas. Lalu Kecamatan Batu Ampar di Desa Batu Ampar dan Sumber Agung. Untuk Kecamatan Sungai Ambawang ada di Desa Mega Timur, Sungai Ambawang Kuala, Pasak Piang, Durian dan Sungai Malaya.

Pada Kecamatan Teluk Pakedai ada di Desa Selat Remis, Madura, Sungai Deras. Kecamatan Kuala Mandor B di Kubu Padi dan Retok serta Kecamatan Kubu di Desa Jangkang Satu.

"Jadi di sana nanti kita akan turun untuk melakukan audit kasus stunting kepada keluarga sasaran seperti tadi yang kami sebutkan, calon pengantin (catin) yang berisiko, kemudian bayi dua tahun (baduta), ibu hamil, ibu setelah persalinan," katanya

Setelah itu, kata dia, baru diambil keputusan dan sikap oleh tim pakar, yang terdiri atas dokter anak, terus kemudian ahli gizi, dokter kandungan, dan juga ada tenaga psikolognya.

DP3KB, lanjut dia, juga terus melakukan intervensi baik intervensi spesifik maupun sensitif kepada daerah atau desa yang tinggi angka stuntingnya.

"Jadi kita berkolaborasi, siapa berbuat apa seperti itu, jadi semua bergerak untuk penanganan kasus stunting tersebut," katanya.

Baca juga: Disporapar Kalbar edukasi stunting pada generasi muda

Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar, Muslimat mengatakan pihaknya terus mendorong pelaksanaan percepatan penurunan stunting.

Sebagai koordinator, BKKBN kata dia, melakukan beberapa hal terkait dengan percepatan penurunan stunting tersebut.

Mulai dari program Bangga Kencana, pendampingan calon pengantin dan ibu hamil, penyuluhan keluarga, penguatan posyandu dan Tim Penggerak Keluarga, hingga kerjasama lintas sektor.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat menargetkan angka prevalensi stunting turun dari 25,4 persen ditahun 2023 menjadi 22,98 persen ditahun 2024 atau sekitar 2,42 persen.

"Angka prevalensi stunting Kabupaten Kubu Raya kita targetkan turun 2,42 persen pada 2024. Saya yakin dan optimistis dapat tercapai dengan intervensi spesifik dan sensitif yang terkoordinir, terpadu dan tepat sasaran," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kubu Raya Yusran Anizam di Sungai Raya, Selasa.

Tercatat angka prevalensi stunting di Kubu Raya menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 sebesar 40,3 persen turun menjadi 27,6 persen tahun 2022, dan tahun 2023 turun menjadi 25,4 persen.

Baca juga: Pemkot gandeng IDAI-POGI atasi masalah stunting di Kupang
 

Pewarta: Ridho Panji Pradana

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024