Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengusulkan pembangunan empat pembangkit listrik yang berasal dari tenaga air dan tenaga surya ke pemerintah pusat pada tahun 2024 untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
"Tahun ini kami mengusulkan empat lokasi. Dua lokasi dari energi air yakni Sintang dan Landak, dua lokasi dari energi surya yakni di Ketapang dan Kayong Utara, untuk progres pembangunan di Landak hari ini sudah 55 persen," kata Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kalbar, Rudy Hadianto di Pontianak, Sabtu.
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) di Sintang disebutkannya menghasilkan 160 kW, sedangkan di Landak 600 kW. Sementara itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Melawi menghasilkan 66 kWp dan di Ketapang 40 kWp.
Berdasarkan data Disperindag ESDM Kalbar, sudah terbangun 73 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menghasilkan 7.54 MW dan 124 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) yang menghasilkan sekitar 6 MW.
Pembangkit listrik itu tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang dan Kubu Raya. Sebagian besar masih beroperasi dan juga ada yang tidak diketahui kondisi terakhir.
Dinas ESDM sendiri, kata dia, saat masih diberikan kewenangan pada 1990an hingga tahun 2015 pun telah melakukan survei dan membangun sejumlah pembangkit listrik mulai dari tenaga air, matahari juga angin.
Namun setelah kewenangan dan anggarannya tidak ada lagi, Dinas ESDM hanya bisa mengusulkan ke Kementerian ESDM untuk mengeksekusi melakukan pembangunan fisik untuk kelistrikan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pengusulan ke Kementerian ESDM itu tentu dilengkapi dengan studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan menyusun Detail Engineering Design (DED).
Berdasarkan data Layanan Informasi dan Investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Lintas EBTKE) Kementerian ESDM, potensi energi terbarukan di Kalimantan Barat mencapai sekitar 25,590 GW. Energi air 4,737 GW, energi minihidro dan mikrohidro 124 MW, energi surya 20,11 GW, nergi angin 554 MW dan panas bumi 65 MW.
"Kita bisa memanfaatkan potensi untuk kemaslahatan masyarakat," kata Rudy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Tahun ini kami mengusulkan empat lokasi. Dua lokasi dari energi air yakni Sintang dan Landak, dua lokasi dari energi surya yakni di Ketapang dan Kayong Utara, untuk progres pembangunan di Landak hari ini sudah 55 persen," kata Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kalbar, Rudy Hadianto di Pontianak, Sabtu.
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) di Sintang disebutkannya menghasilkan 160 kW, sedangkan di Landak 600 kW. Sementara itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Melawi menghasilkan 66 kWp dan di Ketapang 40 kWp.
Berdasarkan data Disperindag ESDM Kalbar, sudah terbangun 73 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menghasilkan 7.54 MW dan 124 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) yang menghasilkan sekitar 6 MW.
Pembangkit listrik itu tersebar di Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Ketapang dan Kubu Raya. Sebagian besar masih beroperasi dan juga ada yang tidak diketahui kondisi terakhir.
Dinas ESDM sendiri, kata dia, saat masih diberikan kewenangan pada 1990an hingga tahun 2015 pun telah melakukan survei dan membangun sejumlah pembangkit listrik mulai dari tenaga air, matahari juga angin.
Namun setelah kewenangan dan anggarannya tidak ada lagi, Dinas ESDM hanya bisa mengusulkan ke Kementerian ESDM untuk mengeksekusi melakukan pembangunan fisik untuk kelistrikan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pengusulan ke Kementerian ESDM itu tentu dilengkapi dengan studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan menyusun Detail Engineering Design (DED).
Berdasarkan data Layanan Informasi dan Investasi Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Lintas EBTKE) Kementerian ESDM, potensi energi terbarukan di Kalimantan Barat mencapai sekitar 25,590 GW. Energi air 4,737 GW, energi minihidro dan mikrohidro 124 MW, energi surya 20,11 GW, nergi angin 554 MW dan panas bumi 65 MW.
"Kita bisa memanfaatkan potensi untuk kemaslahatan masyarakat," kata Rudy.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024