Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat (Kalbar) terus mengupayakan untuk membangkitkan lagu yang ada di daerah.
"Salah satu upaya MABM Kalbar melalui festival Melayu. Terbaru kita sukses menggelar Festival Melayu ke- 13. Kami sudah mulai mengupayakan lagu-lagu Melayu ciptaan para peserta," ujar Ketua MABM Kalbar, Chairil Effendy di Pontianak, Jumat.
Chairil menjelaskan, dalam upaya menghidupkan kembali budaya daerah ini, pihaknya akan mengusulkan kembali kepada Kementerian Pariwisata RI untuk diadakan Festival Melayu tahun depan dan tidak harus jeda waktu dua tahun sekali.
"Sebelumnya dalam festival melayu yang beragam rangkai termasuk lagu daerah, tari daerah dan lainnya digelar dua tahun sekali. Nah kita harapkan ke depan satu tahun sekali," jelas dia.
Ia melihat ada usaha yang cukup baik di kalangan masyarakat Melayu dalam mengembangkan lagu daerah, khususnya kaum muda dari berbagai daerah. Hal itu tidak hanya di Kota Pontianak, Sambas dan Singkawang namun daerah daerah-daerah lainnya.
"Beberapa daerah lain seperti Sanggau sudah bermunculan yang namanya lagu Melayu yang berasal dari cerita-cerita rakyat," jelas dia.
Chairil mengatakan, kaum muda sekarang ini, lebih inovatif mereka menciptakan lagu-lagu baru di samping lagu lama yang sudah hidup.
"Kalau lagu Melayu ini kan memang sebagian ada yang anonim, jadi folklor , lagu rakyat yang kita bahkan tidak tau siapa penciptanya," ungkapnya.
Dalam proses pembaharuan terhadap lagu ini, yang bisa dilihat sekarang sepertinya lagu Aek Kapuas dan Kopi Pancong, itu diciptakan baru dan meskipun baru, tapi masih menjadi lagu Melayu.
Dalam pengertiannya meskipun barangkali iramanya tidak seperti irama Melayu tapi itu memang lagu Melayu.
"Saya berpesan pada anak muda Kalbar mereka terus kreatif, adaptif dengan perkembangan zaman dan juga produktif karena tidak sedikit sebenarnya karya-karya asli dari mereka di Kalbar ini seperti film, lagu, animasi, dan lainnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024