Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkayang, Kalimantan Barat mengajak pemangku kepentingan untuk mewujudkan Bengkayang sebagai kabupaten 100 persen Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan.
"Keberhasilan ODF memerlukan komitmen dari semua pihak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan masyarakat," kata Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis dalam deklarasi 3 Pilar STBM Pilar 1 ODF di Kecamatan Teriak, Bengkayang, Jumat.
Dalam mewujudkan hal ini kata bupati, beberapa hal yang perlu dilakukan seperti membangun kesadaran masyarakat, terutama masyarakat kelas ekonomi mampu untuk mau berdaya dalam membangun jamban sendiri atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Karena hal ini merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
"Program STBM memiliki indikator outcome dan output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare yang berkaitan erat dengan stunting dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan terutama masyarakat kelas ekonomi mampu untuk mau berdaya dalam membangun jamban sendiri," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Bengkayang upayakan angkat non-ASN jadi PPPK
Selain itu, peran dari semua OPD dan lintas sektor untuk mengkampanyekan hidup sehat dengan sanitasi yang baik.
Dia berharap dengan adanya deklarasi ini dapat mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan lingkungan, yang mana salah satu wujud nyatanya berupa penyiapan desa STBM atau dikenal dengan desa sanitasi.
Dalam mewujudkan desa sanitasi yang bersumber daya masyarakat yang terdiri dari 5 pilar yaitu: stop buang air besar sembarang, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, pengolahan makanan dan minuman rumah tangga, pengolahan sampah rumah tangga serta pengolahan limbah cair rumah tangga.
Dia juga menjelaskan, ada satu desa di kecamatan Teriak yang sudah 100 persen masyarakat memiliki jamban dan memanfaatkannya.
"Dimana hari ini desa Puteng kecamatan Teriak adalah desa ke 11 yang telah berstatus ODF di tahun 2024, sehingga total ada 11 desa yang sudah ODF dari 18 desa di kecamatan Teriak," kata Bupati.
Sementara itu secara terpisah Desa Muhi Bersatu, Kecamatan Suti Semarang menganggarkan program tersebut yang bersumber dari APBDes setiap tahunnya.
"Jadi sampai sekarang sudah berkisar 70 kepala keluarga atau rumah tangga kurang mampu yang di bantu dan harapan kami tahun 2025 tuntas," ucap Kepala Desa Muhi Bersatu, Yanto.
Baca juga: Pemkab Bengkayang kembali buka 1.425 formasi CPNS dan PPPK
Dia mengatakan, dari program ODF ini, telah dituntaskan pekerjaan pembuatan water closed (WC) untuk 70 kepala keluarga.
"Bantuan Sanitasi untuk 70 warga ini berupa semen 6 sak, besi 3 batang, paralon ukuran 3 dan 1/2 inci, closed 1 buah, seng 3 keping dan paku 1 kilogram serta bahan lain yang diperlukan agar WC bisa dipergunakan oleh warga," ujarnya.
Pembuatan WC untuk warga ini juga dilakukan secara swadaya dan gotong-royong.
"Program ODF ini sebenarnya sudah tuntas, akan tetapi bagi keluarga baru terus kami programkan sehingga setiap tahun ini menjadi program Desa Muhi Bersatu," ujarnya.
Program ODF ini lanjut Yanto, akan menjadi program utama yang dilakukan oleh Desa Muhi Bersatu Kecamatan Suti Semarang setiap tahunnya.Hal ini dilakukan agar masyarakat yang ada di Desa Muhi Bersatu tidak buang air besar sembarangan.
"ODF ini menjadi program Desa Muhi Bersatu bagi warga yang tidak mampu sehingga selalu dianggarkan di APBDes desa Muhi Bersatu," katanya.
Baca juga: Bengkayang sebut angka kemiskinan terus alami penurunan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024