Pontianak (Antara Kalbar) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan trend positif meski menguat sangat tipis pada Kamis (12/5) sebesar 0,07 persen ke posisi 4.803,32 dari penutupan Rabu (11/5) di level 4.799,96.
Ada sejumlah isu menarik di dalam negeri yang dapat menjadi pertimbangan selama perdagangan pada akhir pekan ini. Misalnya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tengah mengkaji penambahan lapisan pajak pada PPh Pasal 21. Hal ini dilakukan untuk menyiasati penerimaan pajak yang berasal dari PPh Pasal 21.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, beberapa pihak berpendapat bahwa lapisan kedua tarif PPh Pasal 21 yang kisaran penghasilannya sebesar Rp50 sampai dengan Rp250 juta masih terlalu lebar. Oleh karena itu, BKF menerima usulan agar kisaran penghasilan tersebut dipersempit.
Di sisi energi, pemerintah tetap berkomitmen jalankan proyek kelistrikan 35.000 MW meskipun ekonomi melambat. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan bahwa saat ini cadangan listrik yang ideal baru tercapai di wilayah Jawa yakni 30 persen, sementara daerah lain masih jauh dari cadangan ideal.
Alasan lain yang mendasari pemerintah untuk tetap melanjutkan proyek ini adalah konsumsi listrik per kapita di Indonesia yang masih rendah jika dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN.
Kemudian, Bank Indonesia mengumumkan penjualan eceran Maret 2016 meningkat. Survei Penjualan Eceran BI Maret 2016 mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2016 yang tumbuh 11,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Februari 2016 yang sebesar 10,6 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan IPR Maret 2016 terjadi pada penjualan beberapa kelompok komoditas, dengan peningkatan pertumbuhan terbesar pada kelompok suku cadang dan aksesori, diikuti oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya.
Dari sisi corporate, ada emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) yang mulai mencatatkan sahamnya (initial public offering/IPO) pada Kamis, 12 Mei 2016.
Perseroan melepas sekitar 5,4 miliar saham atau 60,44 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dana yang diperoleh dari IPO tersebut seluruhnya akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan jangka panjang guna mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.
Sementara itu, PT Waskita Karya (WSKT) menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun. Ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Pertama Tahun 2016 dengan target penghimpunan dana mencapai Rp5 triliun. Dana dari hasil penerbitan obligasi sebesar 70 persen dialokasikan sebagai modal kerja perseroan, sementara sisa dana sekitar 30 persen dialokasikan sebagai investasi pada anak perusahaan.
Raksasa consumer goods PT Unilever Indonesia (UNVR), tercatat menyerap capex sepanjang kuartal I-2016 sebesar Rp425 miliar. Pada tahun ini, seluruh capex ditujukan untuk penambahan kapasitas dan fasilitas distribusi. Penambahan kapasitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan perluasan pabrik, tetapi juga dengan menambah peralatan yang dapat meningkatkan volume produksi, seperti packing line, mixer, dan lain-lain.
Sedangkan isu global, bursa saham Wall Street ditutup lebih rendah kemarin karena data klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) secara tidak terduga naik pada pekan lalu ke level tertinggi sejak Februari 2015. Hal ini menunjukkan tanda-tanda kemajuan pasar tenaga kerja AS yang moderat. Klaim pengangguran awal di AS naik sebanyak 20.000 menjadi 294.000 dalam pekan yang berakhir 7 Mei, lebih buruk dari perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei Bloomberg yakni menjadi 270.000.
Angka-angka tersebut memberikan sinyal sedikit pemulihan seiring perusahaan menyesuaikan kenaikan jumlah setelah permintaan melambat pada kuartal pertama. Untuk 62 pekan berturut-turut bahwa klaim pengangguran telah berada di bawah angka 300.000, terpanjang sejak 1973 silam.
Sementara itu menanggapi pertanyaan terkait apakah The Fed akan menerapkan suku bunga negatif, Yellen menyatakan bahwa The Fed belum sepenuhnya memungkinkan kebijakan suku bunga negatif pada pemilihan scenario buruk ke depannya. The Fed akan perlahan-lahan menaikkan suku bunga tergantung pada ekspektasi bahwa ekonomi akan menguat dan tingkat inflasi akan kembali mencapai target 2 persen.
Ia juga menyatakan jika ekonomi bergerak tidak sesuai dari apa yang diharapkan, The Fed akan melakukan penyesuaian sikap kebijakan moneternya. Meskipun kebijakan suku bunga negatif telah dilakukan di Zona Euro dan Jepang, namun The Fed masih harus mempelajari sebaik mungkin dan mempertimbangkan beberapa isu termasuk potensi kemungkinan yang tak terduga terjadi.
Dari pasar minyak global, menurut data persediaan dan permintaan terbaru dari International Energy Agency (IEA), pasar minyak global menuju keseimbangan yang sudah lama ditunggu-tunggu. IEA mengatakan dalam laporan pasar minyak terbaru bahwa rebalancing penawaran dan permintaan mulai menjadi jelas.
Permintaan itu kuat dan surplus minyak bisa mulai menyusut tahun ini. Pasokan minyak global naik 250.000 barel per hari pada bulan April menjadi 96,2 juta barel per hari dengan produksi OPEC yang lebih tinggi lebih dari penurunan non-OPEC. Namun, secara tahunan, produksi dunia tumbuh dengan hanya 50.000 barel per hari pada bulan April dibandingkan keuntungan lebih dari 3,5 juta barel per hari tahun lalu dan pasokan 2016 non-OPEC diperkirakan akan turun 800.000 barel per hari menjadi 56,8 juta barel per hari.
Dari Tiongkok, sebuah rencana aksi tiga tahun untuk meningkatkan infrastruktur negara telah resmi diluncurkan oleh pemerintah China, dengan total investasi sebesar 4,7 triliun yuan (USD723,8 miliar). Rencana aksi meliputi 303 proyek yang meliputi kereta api, jalan raya, saluran air, bandara dan kereta api perkotaan, dengan 131 proyek pada tahun 2016, 92 proyek pada tahun 2017 dan 80 proyek pada tahun 2018. Rencana aksi itu juga menyerukan untuk meningkatkan dukungan dana dan meningkatkan investasi modal dari pemerintah pusat. Sementara itu, negara harus mempercepat reformasi investasi dan sistem pembiayaan, meningkatkan kerjasama kemitraan publik-swasta.
IHSG Tertekan Aksi Ambil Untung
Jumat, 13 Mei 2016 14:30 WIB