Pontianak (Antaranews Kalbar) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalbar berkomitmen terus fokus terhadap ketahanan pangan dalam rangka mitigasi risiko dan pengendalian harga komoditas pertanian di Kalbar.
"Koordinasi TPID se-Provinsi Kalbar terus diperkuat demi mencapai hal itu. Kita dari TIPD memfokuskan terutama dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga serta kelancaran distribusi pasokan bahan pangan strategis," ujar Pengurus TPID Kalbar yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Dwi Suslamanto di Pontianak, Senin.
Dwi menjelaskan dalam rangka memitigasi risiko kenaikan harga dan distribusi pasokan bahan pangan strategis, TPID se-Provinsi Kalimantan juga telah merumuskan beberapa rekomendasi kebijakan, antara lain memacu peningkatan produksi bahan pangan dan menjaga kelancaran distribusi.
"TPID juga menjaga ekspektasi masyarakat, yang mana untuk langkah konkret lainnya sejak beberapa tahun hingga sekarang pengembangan padi dengan Teknologi Hazton terus dilakukan," papar dia.
Ia menyebutkan bahwa dengan pengembangan padi dengan teknologi hazton, produktivitas meningkat sehingga pasokan beras aman dan itu bisa menghambat kenaikan harga beras.
"Komoditas pangan sangat sensitif terhadap musim keagamaan, cuaca dan kenaikan harga komoditas yang diatur oleh pemerintah," jelas dia.
Terhadap inflasi Dwi memaparkan pada dasarnya inflasi sangat terkait daya beli. Daya beli akan membaik jika inflasi rendah dan stabil.
"Daya beli ini juga mencerminkan miskin tidaknya suatu masyarakat. Agar tingkat inflasi bisa dikendalikan kita mengajak para pengusaha dalam menentukan harga perlu mempertimbangkan daya beli konsumen. Sedangkan untuk konsumen sendiri harus mampu mengatur nafsu konsumtif," kata dia.
Khusus di Kota Pontianak berdasarkan data BPS sepanjang 2017 Kalbar hanya mencatatkan inflasi sebesar 3,86 persen saja. Angka itu membuat Pontianak mengalami inflasi terendah dalam beberapa dekade terakhir. Kendati demikian inflasi Pontianak tetap di atas rata-rata inflasi nasional. Selama 12 bulan di 2017 inflasi nasional hanya di angka 3,50 persen.
(U.KR-DDI/N005)