PNS diimbau gunakan pakaian Melayu di hari jadi Kota Pontianak
Jumat, 19 Oktober 2018 15:33 WIB
Pontianak (Antaranews Kalbar) - Plt Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengintruksikan kepada seluruh jajaran PNS di lingkungan Pemkot Pontianak agar menggunakan pakaian adat Melayu di peringatan Hari Jadi Kota Pontianak ke-247, tanggal 23 Oktober 2018.
Seluruh PNS yang bekerja memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, baik pemerintahan maupun swasta, untuk mengenakan pakaian adat khas Melayu Pontianak. Untuk pria mengenakan pakaian telok belanga, sedangkan perempuan mengenakan baju kurong," katanya di Pontianak, Jumat.
"Dengan mengenakan pakaian khas Melayu Pontianak ini pula sebagai bentuk partisipasi dalam menyemarakkan Hari Jadi Kota Pontianak, dan sebagai wujud kebanggaan bagi warga terhadap kearifan lokal yang dimiliki," ujarnya.
Selain mengenakan pakaian khas Melayu Pontianak, ia juga mengimbau kepada seluruh instansi pemerintahan maupun swasta, sekolah dan tempat usaha yang ada di wilayah Kota Pontianak untuk memasang pohon manggar di kiri kanan pintu masuk dan keluar halaman gedung.
"Saya imbau untuk memasang spanduk ucapan Selamat Hari Jadi Kota Pontianak ke-247, dan umbul-umbul di halaman kantor atau tempat usaha supaya ulang tahun kota yang kita cintai ini kian semarak," ujarnya.
Ia juga mengimbau supaya dalam pemasangan pohon manggar dilakukan sebaik mungkin dan tidak dibuat asal-asalan. Apalagi, tambahnya pembuatan manggar ini tidak memerlukan biaya yang besar sehingga siapa pun bisa memasangnya.
"Pasanglah pohon manggar dengan rapi, yang tahan dalam waktu beberapa lama supaya terlihat indah. Jangan sampai memasangnya asal-asalan, sehingga bukannya menambah keindahan, justru merusak pemandangan," lanjutnya.
Pohon manggar bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Melayu di Kota Pontianak dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan Barat. Pohon manggar ini biasanya selalu ada dalam acara pesta pernikahan dan berbagai acara hajatan lainnya yang sangat sulit terpisahkan, sebab keberadaannya dinilai sebagai bentuk tradisi masyarakat Melayu.
Seluruh PNS yang bekerja memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat, baik pemerintahan maupun swasta, untuk mengenakan pakaian adat khas Melayu Pontianak. Untuk pria mengenakan pakaian telok belanga, sedangkan perempuan mengenakan baju kurong," katanya di Pontianak, Jumat.
"Dengan mengenakan pakaian khas Melayu Pontianak ini pula sebagai bentuk partisipasi dalam menyemarakkan Hari Jadi Kota Pontianak, dan sebagai wujud kebanggaan bagi warga terhadap kearifan lokal yang dimiliki," ujarnya.
Selain mengenakan pakaian khas Melayu Pontianak, ia juga mengimbau kepada seluruh instansi pemerintahan maupun swasta, sekolah dan tempat usaha yang ada di wilayah Kota Pontianak untuk memasang pohon manggar di kiri kanan pintu masuk dan keluar halaman gedung.
"Saya imbau untuk memasang spanduk ucapan Selamat Hari Jadi Kota Pontianak ke-247, dan umbul-umbul di halaman kantor atau tempat usaha supaya ulang tahun kota yang kita cintai ini kian semarak," ujarnya.
Ia juga mengimbau supaya dalam pemasangan pohon manggar dilakukan sebaik mungkin dan tidak dibuat asal-asalan. Apalagi, tambahnya pembuatan manggar ini tidak memerlukan biaya yang besar sehingga siapa pun bisa memasangnya.
"Pasanglah pohon manggar dengan rapi, yang tahan dalam waktu beberapa lama supaya terlihat indah. Jangan sampai memasangnya asal-asalan, sehingga bukannya menambah keindahan, justru merusak pemandangan," lanjutnya.
Pohon manggar bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Melayu di Kota Pontianak dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan Barat. Pohon manggar ini biasanya selalu ada dalam acara pesta pernikahan dan berbagai acara hajatan lainnya yang sangat sulit terpisahkan, sebab keberadaannya dinilai sebagai bentuk tradisi masyarakat Melayu.