Sintang (Antaranews Kalbar) - Hingga Rabu (13/11), sebanyak 131 tenaga magang medis di Rumah Sakit Ade M Djoen Sintang, masih menggelar aksi mogok kerja, karena mereka menilai penerimaan tenaga honorer di RS AM Djoen Sintang tidak transparan.
Ratusan honorer ini melakukan audiensi dengan Wakil Bupati Sintang, Askiman di Balai Pegodai Komplek Rumah Jabatan Wakil Bupati Sintang.
Betarem, salah satu tenaga magang medis RS AM Djoen Sintang, mengungkapkan dirinya bersama rekan-rekannya pada hari ini (Rabu-Red) masih tetap dengan pernyataan awal bahwa mereka akan tetap menuntut kejelasaan nasib mereka.
"Hari ini kami tetap berkomitmen dan siap terima sanksi akibat kami menuntut kejelasan nasib kami, di RS AM Djoen Sintang," kata Betarem.
Betarem mengatakan, jika aspirasi mereka tidak digubris oleh manajemen RS AM Djoen Sintang dan Pemkab Sintang, maka 131 tenaga magang medis di RS AM Djoen Sintang akan mengundurkan diri dari tenaga magang medis di RS AM Djoen Sintang.
Direktur Rumah Sakit AM Djoen Sintang, dr Rosa Trifina mengakui pihaknya melakukan perekrutan tenaga honorer di luar tenaga magang medis karena yang diperlukan rumah sakit bukan tenaga medis tapi tenaga laundry, tenaga parkir, teknik elektro, front office, tenaga pengangkut dan tenaga administrasi.
Wakil Bupati Sintang, Askiman mengatakan Pemkab Sintang maupun manajemen RS AM Djoen Sintang tidak pernah menjanjikan kalau tenaga magang medis di RS AM Djoen Sintang untuk diangkat menjadi pegawai honorer ataupun kontrak.
"Kita tidak pernah menjanjikan tenaga magang medis untuk diangkat menjadi pegawai honorer ataupun kontrak," jelas Askiman.
Dikatakan dia, tenaga magang medis datang melamar sendiri ke manajemen Rumah Sakit dan manajemen rumah sakit tidak pernah meminta mereka untuk mengantarkan surat lamaran.
"Jadi permintaan mereka ingin diangkat pegawai honorer ataupun kontrak itu keliru besar, karena kita tidak pernah sekalipun untuk menjanjikan pengangkatan bagi tenaga magan medis. Kalaupun ada, mungkin sudah melalui kriteria-kriteria lainnya,” kata Askiman.
Pemkab Sintang maupun manajemen RS AM Djoen Sintang kata Askiman masih membuka diri untuk 131 tenaga magang medis yang ikut audensi. "Namun kita juga berikan waktu untuk mereka hingga sore ini.
Jika tidak ada yang membuat pernyataan hingga batas waktu yang kita tentukan maka yang bersangkutan dianggap sudah keluar dan bukan tenaga magang medis di RS AM Djoen Sintang lagi," ungkap Askiman.
Tenaga magang medis RSUD Sintang protes
Kamis, 15 November 2018 1:56 WIB