Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang, Dwi Yanti mengatakan, sebelumnya ada sebanyak 24 ekor sapi yang terindikasi PMK. Namun 16 ekor diantaranya saat ini dinyatakan sudah sembuh.
Baca juga: Kepala Disbunak sebut tingkat kesembuhan ternak PMK di Kalbar relatif tinggi
Baca juga: Komisi D desak pemerintah cegah wabah PKM masuk Sintang
"Sementara tujuh diantaranya masih sakit dan satu ekor dipotong," kata Dwi, Senin.
Pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap sapi-sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku, bahkan langkah penanganan juga sudah pihaknya lakukan sejak sebelum terjadinya indikasi.
Langkah pertama yang dilakukan, lanjut Dwi, yakni memberikan imbauan kepada peternak terkait penyakit mulut dan kuku, dan membentuk posko pengaduan dan pusat informasi PMK di Kantor Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang.
Baca juga: Masyarakat diimbau jangan panik dengan keberadaan PMK
Baca juga: Dinas Peternakan Singkawang temukan 17 sapi suspek PMK
Pihaknya juga sudah membentuk tim respon cepat, dan mengimbau peternak di Kota Singkawang untuk tidak memasukkan ternak terutama dari daerah wabah penyakit PMK.
"Hal ini untuk membatasi lalu lintas yang keluar masuk kandang peternak," ujarnya.
Pihaknya juga terus memastikan hewan ternak tetap di kandang, dan rutin mendatangi kandang-kandang untuk meningkatkan pemberian vitamin untuk daya tahan tubuh ternak tersebut.
Baca juga: Kadisbunak Kalbar imbau masyarakat tidak khawatir soal PMK
"Kami juga melakukan penyemprotan kadang dengan disinfektan secara rutin, dan memastikan peternak tidak menjual ternaknya yang sakit dan peternak wajib lapor apabila terindikasi PMK ke petugas," pintanya.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang, Wahyu Witiarini mengatakan, hewan ternak terinfeksi PMK memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi.
Hal ini tentunya menjadi kabar baik bagi para peternak. Namun, menurut penuturan Witiarini, tentunya ada hal penting yang perlu dilakukan oleh peternak, yakni meningkatkan imunitas hewan ternak dengan pemberian vitamin, termasuk jamu-jamuan.
Baca juga: Kota Singkawang aman dari virus PMK pada ternak
Baca juga: Wabah PMK akibatkan penjualan daging di Pontianak menurun 50 persen
"Peternak juga harus melakukan biosecurity, kemudian penyemprotan disinfektan sebagai antisipasi pencegahan PMK," katanya.
Untuk diketahui, Biosecurity merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk melindungi ternak dari bahaya serangan penyakit atau semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular, dan mencegah penyebaran penyakit.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan penanganan dini terhadap ternak sapi yang terindikasi PMK.
Penanganan tersebut, lanjutnya, meliputi disinfeksi di kawasan kandang, memberikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak sapi, hingga mengisolasi sapi.
"Kami melakukan disinfeksi kandang, memberikan vitamin, dan mengisolasi ternak sapi di kadang dan tidak boleh dikeluarkan dari lokasi," ujarnya.
Baca juga: Distanakbun Ketapang cepat tangani 12 Sapi Suspek