Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai digitalisasi transaksi keuangan daerah efektif dalam meningkatkan penerimaan serta efisien dalam pengeluaran dan tata kelola anggaran pemerintah daerah (pemda).
“Digitalisasi tidak hanya mengenai digitalisasi dan juga peningkatan penerimaan serta efisiensi pengeluaran, lebih dari itu adalah peningkatan tata kelola (pemerintah daerah),” kata Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi (TP2DD) di Jakarta, Selasa.
Dalam hal itu, Perry menjabarkan peran BI sebagai bank sentral dalam mendorong percepatan digitalisasi keuangan di daerah.
Pertama, BI turut menerapkan digitalisasi di bidang sistem pembayaran. Ia mencontohkan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang saat ini telah mencapai 37 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, 30 juta di antaranya merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Dengan QRIS kita menyejahterakan rakyat, dan lebih dari itu, QRIS Tuntas bisa digunakan untuk tarik tunai dan setor dana. Bahkan kita sambungkan dengan Kartu Kredit Indonesia itu bisa kita gunakan,” jelas Perry.
Kedua, BI berperan memperluas penggunaan layanan Kartu Kredit Indonesia untuk mempermudah pengaturan dan tata kelola keuangan daerah. Dengan Kartu Kredit Indonesia, tata kelola anggaran pemda semakin mudah karena BI telah melakukan mobilisasi dengan pihak perbankan.
“Tapi lebih dari itu, merchant-nya yang menggunakan Kartu Kredit Indonesia bunganya sangat murah 1,3 persen dibanding kartu kredit lain, dan Kartu Kredit Indonesia juga kami sambungkan dengan QRIS,” ujar Perry.
Selain itu, Kartu Kredit Indonesia telah terhubung dengan BI Fast Payment, serta nantinya juga akan terhubung dengan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Peran ketiga, Perry mengungkapkan pihaknya akan melakukan digitalisasi secara menyeluruh dari ujung ke ujung atau 'end-to-end'. Saat ini, digitalisasi di layanan perbankan telah mencapai Rp14.000 triliun. Sedangkan, penggunaan uang elektronik tercatat sebesar Rp111 triliun.
“Digitalisasi di layanan perbankan sekarang sudah mencapai pada Rp14.000 triliun, penggunaan uang elektronik Rp111 triliun dan terus cepat meningkat. Akhirnya kita terus bersinergi meningkatkan digitalisasi Indonesia menuju Indonesia yang maju,” pungkasnya.
Digitalisasi pemda dinilai efektif tingkatkan penerimaan
Selasa, 3 Oktober 2023 14:48 WIB