"Kami sudah lidik, sudak periksa dari kapal dan guide (pemandu wisata) lalu kami antar korban ke rumah sakit, sekarang tunggu perkembangan dari keluarga korban," katanya dihubungi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (10/2/2024).
Dia menjelaskan korban bernama Zhang Yanyang (41) yang berwisata bersama orang tuanya di Labuan Bajo pada Jumat (9/2/2024).
Kronologi kejadian, lanjut dia, korban bersama 24 tamu lainnya setelah berwisata di Pulau Padar Kawasan TNK, melakukan kunjungan ke Pink Beach menggunakan Speedboat East Cruise Komodo.
Saat tiba di Pink Beach, para wisatawan diminta hanya menikmati destinasi wisata selama satu jam dan tidak diperkenankan untuk snorkeling.
Namun demikian, setelah lebih dari sejam, pemandu wisata tidak menemukan korban saat semua tamu dikumpulkan. Korban lalu dicari dan ditemukan dalam dalam keadaan terbaring dan pingsan di pinggir pantai.
"Mereka sudah diberitahu oleh guide kalau di Pink Beach tidak ada yang berenang dan kapal stand by di tepi pantai. Dia (korban) snorkeling tidak diketahui oleh guide, dugaan meninggal karena kelelahan dan dia diketahui tidak tahu berenang. Dia pakai baju saja berenang, tidak pakai life jacket," jelasnya.
Selanjutnya, guide dan beberapa kru speedboat melakukan evakuasi dengan melakukan pertolongan pertama, dan membawa korban menuju Labuan Bajo.
Setibanya di Labuan Bajo, korban dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo untuk penanganan medis lebih lanjut.
Setibanya di Labuan Bajo, korban dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo untuk penanganan medis lebih lanjut.
"Kami menunggu di dermaga dan dari pihak rumah sakit sampaikan korban telah meninggal," katanya.
Saat ini, lanjut dia, jenazah korban masih berada RSUD Komodo Labuan Bajo dan orang tua korban masih menunggu keluarga dari China untuk pemulangan korban.
"Agen perjalanan masih berkoordinasi koordinasi dengan mereka, masih tunggu keluarganya datang. Dari mereka mereka tidak mau jenazah sampai ke kampungnya, karena mau kremasi. Karena di sini tidak ada maka akan kremasi di Bali dan kembali ke Tiongkok bawa abunya. Sekarang masih tunggu keluarganya, karena orang tuanya tidak bisa bahasa Inggris," katanya.