Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa teknologi Base Transceiver Station (BTS) tetap dibutuhkan untuk pemerataan konektivitas di Indonesia.
Meski pada Desember 2023 ada sebanyak 4.990 BTS yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo, menurut Budi pembangunan BTS tidak dapat dihentikan untuk memeratakan bahkan meningkatkan akses telekomunikasi di Indonesia.
"Memang sudah dibangun teknologi itu, tapi pembangunan tidak bisa berhenti. Apalagi soal yang namanya telekomunikasi, depresiasinya bisa sekitar 5-6 tahun karena namanya eletronik kan. HP aja kita ganti 2-3 tahun sekali, apalagi peralatan infrastruktur telekomunikasi," kata Budi dalam rapat kerja bersama komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin.
Saat ini di Indonesia pilihan solusi akses konektvitas sudah semakin beragam, Budi menjelaskan ada tiga teknologi yang sudah diimplementasikan di antaranya teknologi internet berbasis satelit, teknologi BTS, dan teknologi kabel optik.
Dari semuanya itu, menurut Budi teknologi-teknologi itu bersifat saling melengkapi karena memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Misalnya untuk satelit lebih cocok digunakan untuk di wilayah rural dengan kondisi geografis yang sulit. Sementara untuk teknologi fiber optik cocok digunakan di wilayah padat permukiman yang memiliki akses perkabelan lebih mudah.
Ada juga layanan BTS yang memungkinkan konektivitas internet bisa diakses lebih mudah di gawai-gawai karena merupakan jaringan bergerak.
"Nah ini konvergen sebenarnya, nanti saling melengkapi. Bukan ini dipakai ini enggak," katanya.
Maka dari itu BTS dinilai masih dibutuhkan untuk terus dibangun untuk menambah pemerataan dan juga meningkatkan kualitas telekomunikasi di Indonesia.
Apalagi Indonesia memiliki banyak kondisi geografis sehingga semakin banyak teknologi yang diimplementasikan untuk pemerataan konektivitas maka tentunya Visi Indonesia Digital 2045 bisa lebih cepat terealisasi.
"Karena Indonesia ini negara yang sangat unik, geografis, sehingga enggak satu doang teknologi. Kita harus konvergen," ujar Budi.