Pontianak (ANTARA) - Pj Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari Harisson, menyambut baik tawaran kerja sama dari Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara Malaysia dalam ajang Borneo Fashion Week (BFW) yang akan digelar di Pontianak.
"Kunjungan desainer Malaysia hari ini terkait rencana pelaksanaan BFW yang bertujuan untuk mempromosikan kain tenun khas Kalimantan Barat ke tingkat internasional. Tentu kami menyambut baik ajakan untuk berkolaborasi dalam kegiatan ini dan menyampaikan rasa terima kasih serta ucapan selamat datang kepada rombongan desainer dari Malaysia," kata Windy saat menerima kunjungan dari sejumlah desainer asal Malaysia bersama Lembaga Pembangunan Seni Visual Negara Malaysia di Pontianak, Rabu.
Windy menjelaskan, perwakilan Malaysia ini mengajak Dekranasda Kalbar berkolaborasi untuk melaksanakan kegiatan BFW, khususnya dalam hal kerajinan dan wastra.
"Saya diminta untuk membantu membranding hasil desain bersama yang rencananya akan diselenggarakan di Pontianak," tuturnya.
Menurut dia, Kalimantan Barat memiliki beragam potensi wastra, mulai dari tenun ikat, songket Sambas, hingga kain motif insang yang berasal dari berbagai daerah, termasuk ibu kota provinsi hingga daerah pedalaman.
"Wastra bukan hanya sekadar kain tradisional, tetapi juga merupakan warisan budaya yang memiliki nilai sejarah dan simbolisme yang dalam," katanya.
Sebagai contoh, tenun ikat Sintang baru-baru ini menjadi sorotan nasional setelah digunakan sebagai busana oleh Presiden Joko Widodo dan para delegasi Forum Air Sedunia (World Water Forum/WWF) ke-10 yang berlangsung di Bali pada Mei 2024.
Wastra atau kain tradisional merupakan peninggalan leluhur yang telah diwariskan turun temurun dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Setiap motif, warna, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan wastra memiliki makna tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan identitas daerah asalnya.
Dengan kolaborasi yang direncanakan ini, diharapkan kain tenun khas Kalimantan Barat dapat lebih dikenal di kancah internasional, sekaligus meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya lokal yang unik dan berharga.
Windy Prihastari berharap melalui BFW kerajinan tangan dan wastra dari Kalimantan Barat dapat terus dilestarikan dan dikembangkan. Acara ini tidak hanya akan menjadi ajang promosi budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi para perajin lokal, serta meningkatkan pariwisata di Kalimantan Barat.
"Melalui kolaborasi ini, kami berharap kain tenun Kalimantan Barat dapat semakin dikenal luas dan memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal, serta menjaga warisan budaya kita tetap hidup," kata Windy.