Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa validitas data kependudukan dan pencatatan sipil (dukcapil) menjadi kunci sukses mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Jadi, nonsense (omong kosong, red.) Indonesia Emas achieve, accomplish (tercapai, red.) tanpa berbasiskan data. Enggak mungkin itu. Pasti akan ada meleset-melesetnya,” kata Wamendagri dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan Lembaga Pusat, di kawasan Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Selain itu, dia mengatakan bahwa validitas data menjadi kunci untuk mewujudkan target ambisius Presiden Prabowo Subianto, yakni pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8 persen, peningkatan pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 10.000 dolar AS, dan menjadi salah satu dari lima negara dengan ekonomi terbesar sedunia.
“Semuanya should be based on valid data (harus berdasarkan data yang valid, red.). Enggak mungkin kita berperang tanpa data. Enggak mungkin kita menyasar ekonomi Indonesia menjadi satu dari lima besar dunia pada 2045 tanpa data,” ujarnya.
Validitas data, kata dia, juga berperan dalam perencanaan pembangunan jangka panjang, yakni seperti yang telah disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
“Saya pernah berpengalaman menjadi kepala daerah selama 10 tahun. Jadi, paham betul bagaimana rencana pembangunan itu penting untuk sinkron pusat, provinsi, kota, kabupaten, harus nyambung semua, dan semuanya harus berdasarkan pada data yang sama,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa data yang valid dapat dimanfaatkan untuk pemetaan situasi ekonomi dan sosial yang meliputi angka kemiskinan, menentukan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang spesifik, dan sesuai target, hingga menekan angka kriminalitas.