Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) menyiapkan 7.000 bibit pohon pakan alami dalam rangka keberlanjutan Program Konservasi Gajah Sumatera.
“Bibit pohon yang kami berikan berupa 125 bibit pohon durian montong premium, 4.000 bibit rumput odot, dan 3.000 batang tanaman jeruk nipis. Bibit pohon durian montong dan rumput ini berfungsi untuk penyedia bahan pakan alami yang disukai oleh Gajah Sumatra sekaligus sebagai pengkayaan habitat supaya gajah mau melewati UPG, sedangkan tanaman jeruk nipis digunakan untuk mencegah agar gajah tidak masuk ke pemukiman warga sekitar. Ke depannya, 125 bibit pohon durian premium akan diserahkan pada masyarakat sekitar KM 69-73 untuk pemberdayaan dan dikembangkan menjadi sumber nilai ekonomi masyarakat sekitar,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Adjib menyampaikan bahwa Hutama Karya menyalurkan sekitar Rp 300 juta untuk keseluruhan Program Konservasi Gajah Sumatra di Tahun 2024.
“Selain menyiapkan bibit pohon, di tahun 2024 ini kami juga berfokus pada Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Tim operasional cabang tol Hutama Karya terkait dengan mitigasi interaksi negatif Gajah dan Manusia, sekaligus memonitoring tanaman pakan alami gajah dengan Sistem SMART Patrol untuk memastikan tanaman yang ditanam dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” katanya.
Baca juga: Gajah liar masuk kampung, puluhan rumah warga Lampung Barat rusak
Sebagai komitmen optimalkan pelestarian lingkungan, Hutama Karya melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) HK Peduli Lingkungan menyiapkan 7.000 bibit pohon pakan alami untuk gajah di sekitar Tol Pekanbaru - Dumai (Permai), berkolaborasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Rimba Satwa Foundation.
Pemberian pakan alami ini merupakan bagian dari Program Konservasi Gajah Sumatra di sekitar ruas Tol Permai yang telah dimulai sejak jalan tol ini dioperasikan pada tahun 2020, mulai dari membangun Menara Pantau dan Underpass Perlintasan Gajah (UPG), penggaraman lahan, penanaman bibit pohon pakan alami secara bertahap, serta pemasangan dua unit GPS Collar untuk memantau pergerakan gajah.
Keseluruhan rangkaian ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan Program Konservasi Gajah Sumatra yang telah memberikan manfaat nyata seperti tersedianya pakan alami bagi Gajah Sumatra di sekitar UPG, terpantau dan termonitor pergerakan Gajah Sumatra terutama saat mendekati pemukiman masyarakat, hingga mencegah Gajah Sumatra masuk dan membahayakan pengguna Jalan Tol Permai.
Selain itu, program ini juga mencegah terjadinya perburuan liar yang mengancam keselamatan Gajah Sumatra.
“Jalan tol Permai melintasi wilayah habitat gajah. Dengan pendekatan holistik, kami memastikan program ini tidak hanya melestarikan gajah, tetapi juga meminimalisir potensi konflik gajah dengan warga sekitar dan menjaga keselamatan pengguna jalan tol. Harapannya, program ini menjadi bentuk sustainability yang dapat menciptakan keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan keberlanjutan lingkungan,” kata Adjib.
Sementara itu, Sekretaris Kelompok Tani Hutan Alam Pusaka Jaya Dusun Bahorok Desa Pinggir Suparto mengapresiasi kolaborasi Hutama Karya, BBKSDA, dan RSF dalam Program Konservasi Gajah Sumatra dan Bibit Pohon.
“Ini adalah langkah nyata yang sangat berarti bagi warga Dusun Bahorok. Dengan adanya program ini, kami menjadi lebih sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan dan ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan hutan sebagai habitat asli bagi satwa endemik sekitar. Kami berharap agar program ini terus berlanjut dan melibatkan masyarakat dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan,” ujar Suparto
Baca juga: BKSDA giring gajah masuk ke dalam hutan di Jambi