Natuna (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau mengumumkan bahwa proses belajar mengajar di Sekolah Rakyat (SR) di wilayah tersebut dimulai pada tahun ajaran baru 2025-2026.
Bupati Natuna Cen Sui Lan di Natuna, Sabtu, mengatakan Natuna dipilih oleh Pemerintah Pusat sebagai salah satu daerah pelaksana Sekolah Rakyat perdana.
“Kami memulai proses belajar mengajar Sekolah Rakyat pada tahun ajaran baru 2025-2026, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat,” ucap dia.
Saat ini, Pemkab Natuna tengah mempersiapkan gedung Asrama Haji untuk digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus ruang belajar sementara, karena gedung khusus Sekolah Rakyat belum tersedia.
“Jumlah siswa yang akan mengikuti program ini sekitar 100 orang, meliputi jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA),” ujar dia.
Gedung Asrama Haji akan diperbaiki agar para peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan yang juga tinggal di sana merasa aman dan nyaman selama menjalani proses belajar mengajar. Perbaikan ini diperlukan, karena beberapa bagian Asrama Haji mengalami kerusakan.
Meski SR beroperasi, sekolah lainnya tetap beroperasi, karena SR khusus untuk anak kurang mampu, sesuai data kementerian sosial.
“Dana perbaikan gedung berasal dari Pemerintah Pusat,” ucap dia.
Pemerintah Kabupaten Natuna menyiapkan lahan seluas 11,4 hektare untuk membangun unit Sekolah Rakyat.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Natuna Puryanti mengatakan lahan terletak di Kecamatan Bunguran Timur yang merupakan wilayah ibu kota Kabupaten Natuna.
Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan gratis yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin desil satu dan dua, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Anak usia sekolah meliputi umur enam hingga 19 tahun. Di Natuna, yang terdata dalam DTSEN berjumlah lebih dari 1.000 orang.
Tujuan program ini untuk memberikan akses pendidikan berkualitas kepada mereka, serta membantu meningkatkan kualitas hidup dan memperluas kesempatan di masa depan.
"Lahan yang dibutuhkan sekitar enam hingga 10 hektare, tapi kami siapkan 11,4 hektare, berlokasi di belakang Masjid Agung Natuna," ujar dia.