Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti memastikan bahwa kalangan sekolah tidak memberikan beban akademik yang berlebihan kepada siswa selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
"Pemerintah Kota Semarang sudah menindaklanjuti arahan pemerintah pusat. Kami pastikan sekolah tidak membebani murid dengan pekerjaan rumah atau proyek yang berlebihan selama libur Natal dan tahun baru," katanya, di Semarang, Jateng, Jumat.
Menurut dia, liburan Nataru bagi siswa berlangsung tanpa beban akademik berlebihan, dengan tetap mengedepankan keselamatan, pengawasan orang tua, serta penguatan karakter anak.
Ia menyampaikan bahwa kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut langsung dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 14 Tahun 2025 tentang kegiatan murid selama libur Natal dan Tahun Baru.
Ia menjelaskan bahwa tindak lanjut tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Semarang Nomor B/28169/400.3/XII/2025.
Dalam edaran itu ditegaskan bahwa penugasan kepada siswa, apabila diberikan, harus bersifat sederhana, menyenangkan, dan dapat dilakukan bersama keluarga.
"Kalau pun ada aktivitas, itu sifatnya ringan, menyenangkan, dan tidak menimbulkan beban akademik maupun finansial. Libur sekolah harus menjadi ruang anak untuk beristirahat dan tumbuh secara sehat," katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa SE Disdik Kota Semarang telah diterbitkan pada 19 Desember 2025 dan disosialisasikan kepada seluruh satuan pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga PKBM dan SKB.
Sosialisasi dilakukan melalui sekolah masing-masing untuk diteruskan kepada orang tua atau wali murid.
"Kami memastikan informasi ini sampai ke sekolah dan orang tua. Jadi, tidak ada kebingungan di lapangan terkait jadwal libur maupun ketentuan selama masa liburan," katanya.
Lebih lanjut, Agustina menekankan pentingnya pengisian waktu libur dengan aktivitas yang edukatif dan menyenangkan.
Ia mengatakan bahwa Disdik telah memberikan panduan agar sekolah dan orang tua mengarahkan anak pada kegiatan yang mendorong literasi, kreativitas, dan kesehatan fisik.
"Kami mendorong aktivitas seperti membaca buku bersama, kegiatan literasi dan numerasi yang ringan, seni, permainan yang melatih logika dan kerja sama, olahraga, serta kegiatan budaya sesuai minat anak. Semua itu tanpa menambah beban akademik," katanya.
Menghadapi libur sekolah yang bertepatan dengan puncak musim hujan, Agustina mengingatkan orang tua dan sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko keselamatan anak.
"Kami mengimbau orang tua dan sekolah memberikan edukasi Satuan Pendidikan Aman Bencana. Anak perlu tahu jalur evakuasi, nomor layanan darurat, dan memahami risiko saat beraktivitas di luar rumah, terutama di musim hujan," katanya.
Selain faktor cuaca, ia juga menyoroti potensi keramaian dan mobilitas tinggi selama perayaan Natal dan Tahun Baru sehingga meminta orang tua meningkatkan pengawasan anak, terutama di ruang publik.
