Magelang (ANTARA Kalbar) - Pelepasan 1.000 lampion menutup rangkaian puncak perayaan Tri Suci Waisak 2556 BE/2012 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu malam.

Pelepasan lampion dilakukan di pelataran puja bakti, sebelah barat Candi Brorobudur. Sebelum melepaskan lampion, umat Buddha dan para bhiksu perwakilan 12 majelis anggota Walubi memanjatkan doa.

Sekitar 300 bhiksu bersama ribuan umat Buddha kemudian melakukan pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali sambil membawa lilin.

Ketua Umum Perwakian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya mengajak umat Buddha untuk mempertahankan kesadaran maitri karuna atau memikirkan kebahagiaan orang lain.

"Detik-detik Waisak jatuh pada Minggu siang, kemudian malam ini dilakukan ritual menyambut Waisak sebagai penyempurnaan," katanya.

Ia menilai dalam ritual Waisak tahun ini melalui proses yang lebih sulit karena turun hujan. Namun, dia meminta umat tidak takut kehujanan. Hujan bisa bermakna merupakan berkah bagi semuanya.

"Jangan takut hujan karena itu juga berkah," katanya.

Ia meminta umat lebih menjaga ucapan, perasaan dan hati agar terlepas dari penderitaan.

Ia mengatakan, semua harta dan tahta bersifat sementara, tidak abadi. Dia mengajak manusia agar keluar dari kepentingan diri sendiri agar lepas dari kegelapan.

"Bagaimana solusinya apakah akan terus menjadi manusia yang selalu dalam kegelapan di dalam hatinya. Bagi generasi muda hanya memikirkan pencapaian cita-cita, bilamana tidak berhasil maka hancur lebur. Setelah Waisak ini mudah-mudahan akan meningkatkan kesadaran umat," katanya.

(H018)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012