Pontianak, 7/5 (ANTARA) - Ketua Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPKKR) Pusat dr George Adrian SpOG mengatakan, bidan di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat masih terpusat di wilayah perkotaan.
"Di daerah, selain kurang, juga perlu peningkatan kualitas, sehingga mereka sepatutnya terus mendapat pelatihan," kata George Adrian di Pontianak, Senin.
Menurut dia, idealnya untuk 20 ribu penduduk terdapat satu bidan yang berkualitas. Di Kalbar sendiri, menurut dia, hingga kini masih dibutuhkan alokasi penambahan bidan maupun peningkatan kualitas.
Ketua Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Kalbar dr Badarul SpOG mengakui, yang terpenting adalah kualitas pelayanan tenaga bidan itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Bidang Latihan dan Pengembangan BKKBN Provinsi Kalbar Muslimat mengatakan, dengan diselenggarakannya pelatihan kontrasepsi terbaru itu akan meningkatkan pelayanan KB yang lebih efektif dan berkualitas.
Selain itu, lanjut dia, dengan diberikannya bekal pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi kontrasepsi terbaru tersebut akan membantu meningkatkan pencapaian peserta KB baru.
"Khususnya yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD maupun implant," ujar Muslimat yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani.
Terlebih, kata dia, sejak diterbitkannya SK Menteri Kesehatan Nomor 164 tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Tenaga Bidan dalam Menangani Pelayanan KB Metoe IUD maupun implant.
Ia berharap, bidan yang mendapat pelatihan tersebut mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di daerah asal masing-masing.
Pelatihan angkatan kedua ini diikuti 16 peserta masing-masing dari Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Kubu Raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Di daerah, selain kurang, juga perlu peningkatan kualitas, sehingga mereka sepatutnya terus mendapat pelatihan," kata George Adrian di Pontianak, Senin.
Menurut dia, idealnya untuk 20 ribu penduduk terdapat satu bidan yang berkualitas. Di Kalbar sendiri, menurut dia, hingga kini masih dibutuhkan alokasi penambahan bidan maupun peningkatan kualitas.
Ketua Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Provinsi Kalbar dr Badarul SpOG mengakui, yang terpenting adalah kualitas pelayanan tenaga bidan itu sendiri.
Sementara itu, Kepala Bidang Latihan dan Pengembangan BKKBN Provinsi Kalbar Muslimat mengatakan, dengan diselenggarakannya pelatihan kontrasepsi terbaru itu akan meningkatkan pelayanan KB yang lebih efektif dan berkualitas.
Selain itu, lanjut dia, dengan diberikannya bekal pengetahuan dan keterampilan tentang teknologi kontrasepsi terbaru tersebut akan membantu meningkatkan pencapaian peserta KB baru.
"Khususnya yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD maupun implant," ujar Muslimat yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Dwi Listyawardani.
Terlebih, kata dia, sejak diterbitkannya SK Menteri Kesehatan Nomor 164 tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Tenaga Bidan dalam Menangani Pelayanan KB Metoe IUD maupun implant.
Ia berharap, bidan yang mendapat pelatihan tersebut mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di daerah asal masing-masing.
Pelatihan angkatan kedua ini diikuti 16 peserta masing-masing dari Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Kubu Raya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012