Moskow (ANTARA Kalbar)- Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus kriminal berkaitan
dengan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di tebing di Gunung Salak
di kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Pesawat itu membawa sekitar 50 orang dan sampai berita ini diturunkan para korban belum juga ditemukan.
Juru bicara komite Vladimir Markin mengatakan, penyelidikan jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 dimulai pada Kamis.
"Sebagai bagian dari kasus pidana, peneliti harus menganalisis prosedur pelatihan kru pesawat sebelum penerbangan dan untuk menilai kondisi teknis pesawat itu sendiri sebelum meninggalkan Rusia," katanya kepada wartawan.
Teknisi yang mempersiapkan pesawat untuk penerbangan dan karyawan Sukhoi Civil Aircraft (SCA) yang bertanggung jawab untuk proyek Superjet-100 juga akan diperiksa, katanya.
Perdana Menteri baru Rusia Dmitry Medvedev telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan itu.
Pesawat tersebut lepas landas dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur, namun kemudian Sukhoi Superjet-100 kehilangan kontak pada pukul 14:25 pada Rabu, ketika pesawat mencoba untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki.
Satu tim pencarian melihat reruntuhan pesawat yang hilang itu di sisi Gunung Salak, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.
Menurut seorang pejabat Indonesia, tim penyelamat telah tiba di tempat kecelakaan itu dan telah menemukan mayat-mayat, tetapi sejauh ini tidak ada yang selamat.
Presiden SCA Vladimir Prisyazhnyuk mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu membawa 45 orang, termasuk delapan warga Rusia, seorang Prancis, seorang warga Amerika Serikat, dua warga Italia, dan 33 orang Indonesia.
Laporan-laporan lain mengenai jumlah orang di dalam pesawat tersebut bervariasi antara 46 dan 50.
(ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Pesawat itu membawa sekitar 50 orang dan sampai berita ini diturunkan para korban belum juga ditemukan.
Juru bicara komite Vladimir Markin mengatakan, penyelidikan jatuhnya pesawat komersial Sukhoi Superjet-100 dimulai pada Kamis.
"Sebagai bagian dari kasus pidana, peneliti harus menganalisis prosedur pelatihan kru pesawat sebelum penerbangan dan untuk menilai kondisi teknis pesawat itu sendiri sebelum meninggalkan Rusia," katanya kepada wartawan.
Teknisi yang mempersiapkan pesawat untuk penerbangan dan karyawan Sukhoi Civil Aircraft (SCA) yang bertanggung jawab untuk proyek Superjet-100 juga akan diperiksa, katanya.
Perdana Menteri baru Rusia Dmitry Medvedev telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan itu.
Pesawat tersebut lepas landas dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur, namun kemudian Sukhoi Superjet-100 kehilangan kontak pada pukul 14:25 pada Rabu, ketika pesawat mencoba untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki.
Satu tim pencarian melihat reruntuhan pesawat yang hilang itu di sisi Gunung Salak, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis pagi.
Menurut seorang pejabat Indonesia, tim penyelamat telah tiba di tempat kecelakaan itu dan telah menemukan mayat-mayat, tetapi sejauh ini tidak ada yang selamat.
Presiden SCA Vladimir Prisyazhnyuk mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu membawa 45 orang, termasuk delapan warga Rusia, seorang Prancis, seorang warga Amerika Serikat, dua warga Italia, dan 33 orang Indonesia.
Laporan-laporan lain mengenai jumlah orang di dalam pesawat tersebut bervariasi antara 46 dan 50.
(ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012