Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Multi Junto Bhatarendro menyatakan, air produk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa tidak layak dikonsumsi karena kadar garam air lautnya kini membahayakan kesehatan.

"Air PDAM saat ini sudah tidak layak dikonsumsi, maupun untuk mencuci bahan makanan dan masak, kecuali sekadar untuk mandi, cuci, kakus (MCK)," kata Multi Junto Bhatarendro di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin.

Ia menjelaskan, apabila air tersebut masih saja di konsumsi, maka bisa menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, tekanan darah naik, gangguan pada saluran pencernaan hingga gangguan kesehatan lainnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji menyatakan, sejak beberapa pekan terakhir air baku PDAM Tirta Khatulistiwa telah terintrusi air asin dari laut sehingga tidak bisa lagi memproduksi air bersih selama 24 jam.

"Selain air bakunya sudah terintrusi air laut, air Sungai Kapuas juga kering sehingga PDAM kesulitan untuk menyedot airnya," katanya.

PDAM terpaksa menyedot air hingga ke tengah-tengah Sungai Kapuas. "Tetapi kalau itu terus dilakukan bisa mengganggu arus lalu lintas kapal motor di Sungai Kapuas," ujarnya.

Sutarmidji menyatakan, kondisi air baku PDAM yang bersumber dari Sungai Kapuas sudah sangat memprihatinkan karena terintrusi air asin.

"Akibatnya PDAM tidak bisa lagi memproduksi air selama 24 jam," ungkapnya.

Ia menyatakan, kadar garam pada bahan baku air PDAM Pontianak sangat tinggi sehingga kalau didistribusikan atau dialirkan ke masyarakat airnya payau atau asin.

"Masyarakat jangan ribut, karena itu pilihan yang paling tidak nyaman dari Pemerintah Kota Pontianak karena memang sangat tergantung pada air baku Sungai Kapuas," ujarnya.

Menurut dia, bisa saja air asin menjadi air tawar tetapi harganya mahal, bisa-bisa satu meter kubik Rp60 ribu.

"Sementara sekarang kami menjual Rp3 ribu per meter kubik sudah ribut apalagi sampai Rp60 ribu per meter kubik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji mengkhawatirkan, kalau sampai 20 hari ke depan di hulu Sungai Kapuas tidak diguyur hujan, maka tidak menutup kemungkinan sungai itu akan mengalami kekeringan sehingga akan semakin mengganggu distribusi air PDAM.
(A057)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012