Jakarta (ANTARA Kalbar) - Politikus senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung, mengatakan saat ini Indonesia surplus politikus tetapi bukan negarawan seperti yang dibutuhkan.

"Salah satu cara untuk menghadang agar Indonesia menjadi negara gagal adalah dipimpin oleh negarawan. Tapi sayangnya, saat ini yang terjadi justru surplus politikus," ujar Pramono saat memberi sambutan dalam peluncuran buku Adhyaksa Dault,"Menghadang Negara Gagal, Sebuah Ijtihad Politik", di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, negarawan berpikir jangka panjang yakni untuk masa yang akan datang. Sedangkan politikus, berpikir bagaimana agar terpilih kembali dalam pemilu yang akan datang.

"Termasuk sejumlah tokoh yang saat ini memimpin, masih berpikir sebagai politikus bukan negarawan," tukas dia.

Akibat kepemimpinan yang dipegang oleh seorang yang berpikir sebagai politikus, lanjut dia, maka di dalam negeri banyak terjadi ribut-ribut karena persoalan yang tidak tentu.

Adhyaksa Dault mengatakan bahwa untuk menjadi Indonesia sebagai negara yang besar, maka perlu adanya kesatuan dan dialog nasional.

Gagal atau tidaknya suatu negara, kata Adhyaksa, tergantung dari pemimpin nasional. Kemana akan membawa negara itu.

"Isi otak seorang pemimpin harus berpikir mengenai kemaslahatan rakyat bukan kepentingan pribadi atau partai," tukas Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu.

Buku setebal 350 halaman itu, tak hanya memberi gambaran jelas mengenai apa itu negara gagal, tapi juga memberikan peta yang lengkap dengan rambu-rambu yang tegas tentang bagaimana negara seharusnya memperbaiki diri.

Buku itu merupakan sebuah ijtihad politik, renungan seorang Adhyaksa dalam memberikan solusi-solusi konkret dalam menghadapi persoalan bangsa.

Peluncuran buku tersebut bertepatan dengan ulang tahun ibunda dari Adhyaksa, Hj Maryam Hadju, yang ke-70.

(I025)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012