PBB, New York (ANTARA Kalbar/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon, Rabu (3/10), dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu setelah bom dari Suriah menewaskan beberapa warga sipil Turki, mendorong Turki agar tetap membuka saluran komunikasi dengan pemerintah Suriah.

Menteri Luar Negeri Turki tersebut menelepon Sekretaris Jenderal PBB, Rabu pagi, untuk menyampaikan keprihatinan mendalam pemerintahnya mengenai peristiwa itu, kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky di Markas PBB, New York, dalam taklimat harian.

Ban "mendorong menteri itu agar tetap membuka semua saluran komunikasi dengan pemerintah Suriah dengan tujuan mengurangi ketegangan yang dapat meningkat akibat peristiwa tersebut", kata Nesirky.

Sekretaris Jenderal PBB itu juga "menyampaikan belasungkawanya atas hilangnya nyawa warga Turki secara tragis", tambahnya.

Lima orang tewas dan 13 orang lagi cedera, Rabu, oleh bom artileri yang berasal dari Suriah dan jatuh di Provinsi Sanliurfa, Turki tenggara.

Bom tersebut jatuh di satu permukiman di Kota Kecil Akcakale di pinggir wilayah Turki yang berbatasan dengan Suriah, sehingga menewaskan seorang ibu dan empat anaknya serta melukai 13 orang, termasuk dua polisi.

Nesirky mengatakan Davutoglu juga berbicara dengan utusan khusus bersama PBB-Liga Arab Lakhdar Brahimi, yang sedang berusaha menengahi penyelesaian bagi konflik itu, dan membicarakan peristiwa tersebut.

Pemboman di Turki, serta pemboman Rabu di Aleppo di dalam wilayah Suriah, "mempertegas perlunya untuk mengakhiri pertumpahan darah", kata Nesirky sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis pagi.

Ia juga menyatakan Brahimi mengadakan kontak dengan para pemimpin di wilayah itu guna memastikan semua upaya perdamaian dapat dikoordinasikan secara seksama.

"Perlunya koordinasi adalah alasan mengapa Brahimi akan menempatkan kantornya di Kairo, Mesir, dalam beberapa hari," ia menambahkan.

Sekretaris Jenderal PBB telah berulangkali menyerukan penyelesaian politik bagi krisis Suriah dan telah mengatakan berkurangnya kerusuhan adalah satu-satunya cara memfasilitasi kemungkinan tersebut.

Telah terjadi rembesan kerusuhan dari konflik 19 bulan di Suriah ke negara tetangga, kendati peristiwa Rabu adalah yang paling serius di dalam wilayah Turki sejauh ini.

Menurut satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Turki, Ankara menyerang sasaran di Suriah sebagai reaksi atas peristiwa itu.

"Turki takkan pernah berdiam diri saja terhadap provokasi semacam ini oleh rejim Suriah di dalam kerangka kerja peraturan bertindak dan hukum internasional," kata pernyataan tersebut.

(C003)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012