Pontianak (ANTARA Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak memprakirakan beberapa kawasan perairan Kalimantan Barat berpotensi mengalami gelombang tinggi hingga dua meter dalam tiga hari ke depan.
"Dari delapan kawasan perairan di Kalbar, enam kawasan di antaranya berpotensi terjadi gelombang 1,0 meter hingga 2,0 meter dalam tiga hari ke depan," kata kata Prakirawan BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Prada Wellyantama, Senin.
Menurut data BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, enam perairan yang berpotensi terjadi gelombang tinggi 1,0 meter hingga 2,0 meter, sejak Senin (8/10) hingga Kamis (11/10) , yakni perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Kepulauan Anabas, Sambas, dan Karimata, sehingga berbahaya untuk pelayanan meggunakan kapal tongkang dan kapal nelayan ukuran kecil.
Sementara, untuk kawasan perairan Ketapang, dan Pontianak ketinggian gelombangnya rata-rata di bawah 1,2 meter atau aman bagi pelayaran kapal motor kecil dan sedang, katanya.
Prada mengimbau para nelayan dan pengguna transportasi laut untuk berhati-hati ketika akan turun ke laut, karena dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup buruk, yakni hujan lebat yang tiba-tiba terjadi disertai angin kencing, bahkan terjadi angin puting beliung.
Sebelumnya, Minggu (7/10) beberapa wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya diguyur hujan es disertai angin kencang.
Prakirawan BMKG Supadio Pontianak Sutikno membenarkan ada hujan es di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
Sutikno menjelaskan, hujan es tersebut terjadi melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas level pembekuan.
Menurut dia, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Namun saat turun, dengan suhu relatif hangat, sebagian di antaranya mencair dan sebagian lagi tidak mencair.
Sementara itu, lanjutnya, hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar tiga hingga lima kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang.
"Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang ke arah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)," ujarnya.
Sutikno mengatakan, hujan es tersebut masih kemungkinan terjadi hingga beberapa hari ke depan untuk wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat terjadi hujan, agar tidak terkena bongkahan es yang bisa saja terjadi bersamaan turunnya hujan.
***3***
(U.A057/
(U.A057/B/N002/N002) 08-10-2012 11:52:10
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Dari delapan kawasan perairan di Kalbar, enam kawasan di antaranya berpotensi terjadi gelombang 1,0 meter hingga 2,0 meter dalam tiga hari ke depan," kata kata Prakirawan BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak Prada Wellyantama, Senin.
Menurut data BMKG Balai Besar Wilayah II Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak, enam perairan yang berpotensi terjadi gelombang tinggi 1,0 meter hingga 2,0 meter, sejak Senin (8/10) hingga Kamis (11/10) , yakni perairan China Selatan utara Natuna, Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Kepulauan Anabas, Sambas, dan Karimata, sehingga berbahaya untuk pelayanan meggunakan kapal tongkang dan kapal nelayan ukuran kecil.
Sementara, untuk kawasan perairan Ketapang, dan Pontianak ketinggian gelombangnya rata-rata di bawah 1,2 meter atau aman bagi pelayaran kapal motor kecil dan sedang, katanya.
Prada mengimbau para nelayan dan pengguna transportasi laut untuk berhati-hati ketika akan turun ke laut, karena dalam beberapa hari terakhir cuaca cukup buruk, yakni hujan lebat yang tiba-tiba terjadi disertai angin kencing, bahkan terjadi angin puting beliung.
Sebelumnya, Minggu (7/10) beberapa wilayah Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya diguyur hujan es disertai angin kencang.
Prakirawan BMKG Supadio Pontianak Sutikno membenarkan ada hujan es di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
Sutikno menjelaskan, hujan es tersebut terjadi melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan di atas level pembekuan.
Menurut dia, es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Namun saat turun, dengan suhu relatif hangat, sebagian di antaranya mencair dan sebagian lagi tidak mencair.
Sementara itu, lanjutnya, hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal dengan luasan area horizontalnya sekitar tiga hingga lima kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3-5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang.
"Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang ke arah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB)," ujarnya.
Sutikno mengatakan, hujan es tersebut masih kemungkinan terjadi hingga beberapa hari ke depan untuk wilayah Pontianak dan Kubu Raya. Untuk itu dia mengimbau agar masyarakat berhati-hati saat terjadi hujan, agar tidak terkena bongkahan es yang bisa saja terjadi bersamaan turunnya hujan.
***3***
(U.A057/
(U.A057/B/N002/N002) 08-10-2012 11:52:10
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012