Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
menargetkan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya,
menjadi pusat pertumbuhan baru yang mampu mengelola sumber daya alam
(SDA) berkelanjutan.
"Sebagai wilayah transmigrasi, Rasau Jaya tentu tidak terlepas dari kegiatan usaha tani sehingga teknologi pengolahan hasil pertanian diharapkan bisa memberi nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata utusan Menakertrans Daniel Johan saat dihubungi dari Pontianak, Minggu.
Menurut dia, salah satu andalan KTM Rasau Jaya adalah industri rumah tangga yang mampu mengolah beragam komoditas pertanian menjadi produk pangan dengan pasar yang mampu menembus luar daerah.
Produk olahan pangan itu di antaranya marning, rengginang, maupun kerupuk ubi. Namun, ia mengakui, masih terdapat sejumlah kendala untuk mengembangkan produk olahan pangan tersebut.
"Misalnya modal, teknologi kemasan, hingga jangkauan pasar yang lebih luas," kata Daniel saat berkunjung ke KTM Rasau Jaya pada beberapa waktu lalu.
Rasau Jaya merupakan kawasan transmigrasi yang mulai dibuka sejak tahun 1972.
Rasau Jaya, ujar Daniel Johan, adalah salah satu kawasan transmigrasi yang berhasil berkat dukungan dari pemerintah serta kemauan masyarakatnya untuk maju dan berkembang.
Ia berharap, motivasi masyarakat bisa menular ke kawasan transmigrasi lainnya, terutama kawasan baru supaya maju dan berkembang, serta mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Menurut dia, kawasan transmigrasi tidak terlepas dari kegiatan budidaya pertanian yang menghasilkan beragam bahan pangan, termasuk untuk industri rumah tangga sebagai nilai tambah dari hasil kegiatan usaha tani yang dilakukan masyarakat.
"Kemenakertrans sudah jauh berpikir ke arah itu, apalagi sudah ada himpunan wirausaha yang bisa melaksanakan fasilitasi dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM pelaku industri rumah tangga ini," ujar Daniel Johan yang juga Wasekjen DPP PKB itu.
Untuk modal, ke depan perlu dipikirkan akses yang ringkas dan cepat. "Salah satu persoalan utama, ketika ada yang tertarik terhadap produk yang dihasilkan dan perlu dalam jumlah banyak, industri rumah tangga tak jarang kerepotan memenuhinya karena kapasitas industri yang masih kecil dengan sumber daya dan sumber dana yang terbatas," ungkap dia.
Selain itu, alih teknologi untuk peningkatan kualitas kemasan dan produk.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Sebagai wilayah transmigrasi, Rasau Jaya tentu tidak terlepas dari kegiatan usaha tani sehingga teknologi pengolahan hasil pertanian diharapkan bisa memberi nilai tambah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata utusan Menakertrans Daniel Johan saat dihubungi dari Pontianak, Minggu.
Menurut dia, salah satu andalan KTM Rasau Jaya adalah industri rumah tangga yang mampu mengolah beragam komoditas pertanian menjadi produk pangan dengan pasar yang mampu menembus luar daerah.
Produk olahan pangan itu di antaranya marning, rengginang, maupun kerupuk ubi. Namun, ia mengakui, masih terdapat sejumlah kendala untuk mengembangkan produk olahan pangan tersebut.
"Misalnya modal, teknologi kemasan, hingga jangkauan pasar yang lebih luas," kata Daniel saat berkunjung ke KTM Rasau Jaya pada beberapa waktu lalu.
Rasau Jaya merupakan kawasan transmigrasi yang mulai dibuka sejak tahun 1972.
Rasau Jaya, ujar Daniel Johan, adalah salah satu kawasan transmigrasi yang berhasil berkat dukungan dari pemerintah serta kemauan masyarakatnya untuk maju dan berkembang.
Ia berharap, motivasi masyarakat bisa menular ke kawasan transmigrasi lainnya, terutama kawasan baru supaya maju dan berkembang, serta mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Menurut dia, kawasan transmigrasi tidak terlepas dari kegiatan budidaya pertanian yang menghasilkan beragam bahan pangan, termasuk untuk industri rumah tangga sebagai nilai tambah dari hasil kegiatan usaha tani yang dilakukan masyarakat.
"Kemenakertrans sudah jauh berpikir ke arah itu, apalagi sudah ada himpunan wirausaha yang bisa melaksanakan fasilitasi dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM pelaku industri rumah tangga ini," ujar Daniel Johan yang juga Wasekjen DPP PKB itu.
Untuk modal, ke depan perlu dipikirkan akses yang ringkas dan cepat. "Salah satu persoalan utama, ketika ada yang tertarik terhadap produk yang dihasilkan dan perlu dalam jumlah banyak, industri rumah tangga tak jarang kerepotan memenuhinya karena kapasitas industri yang masih kecil dengan sumber daya dan sumber dana yang terbatas," ungkap dia.
Selain itu, alih teknologi untuk peningkatan kualitas kemasan dan produk.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012