Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan terus mengembangkan aneka kuliner khas lokal untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke kota itu dan Provinsi Kalimantan Barat umumnya.
"Wisata kuliner yang akan kami kembangkan, yakni dengan memberikan kesempatan kepada seluruh pihak untuk mengenalkan budaya Pontianak melalui kuliner yang cukup beragam, seperti bubur pedas, ikan asam pedas, sotong pangkong, pisang goreng dan kopinya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak Hilfira di Pontianak, Minggu.
Hilfira menjelaskan, beberapa tempat makanan khas Kota Pontianak saat ini telah banyak ditemukan di beberapa ruas jalan protokol, di antaranya Jalan Teuku Umar, Jalan Merdeka, Gajah Mada yang banyak menyediakan aneka makanan berat hingga ringan.
"Bahkan di sepanjang Jalan Teuku Umar pada malam hari banyak dijual buah durian yang dipetik secara alami yang sudah terkenal hingga ke luar negeri," ungkapnya.
Hilfira mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk berkreatif, berkreasi sehingga menjadi ekonomi kreatif dan berdampak dalam meningkatkan ekonomi masyarakat itu sendiri.
"Kami siap membantu masyarakat yang ingin berwirausaha di bidang apapun, termasuk mengembangkan usaha makanan khas Kota Pontianak," ujarnya.
Kota Pontianak terkenal dengan objek wisata Tugu Khatulistiwa dan Masjid Jami`.
Tugu Khatulistiwa yang tepat berada diatas titik garis khatulistiwa yang melintasi Kota Pontianak, sehingga setiap dua kali setahun, yakni 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September, terjadi peristiwa titik kulminasi matahari, dan pada saat peristiwa kulminasi matahari terjadi, benda yang ditancapkan tegak lurus tidak terlihat bayangannya.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil.
Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak.
Kota Pontianak kini sudah memiliki empat hotel bintang empat dengan kapasitas 439 kamar, kemudian hotel bintang tiga sebanyak delapan buah dengan 986 kamar, hotel bintang dua sebanyak satu buah dengan kapasitas 63 kamar, hotel bintang satu sebanyak tiga buah dengan kapasitas 434 kamar, dan hotel melati 33buah dengan 1.200 kamar, atau total hotel 48 buah dengan kapasitas 3.122 kamar, sementara restoran yang tercatat dan telah mendapatkan izin dari Pemerintah Kota Pontianak sebanyak 52 restoran.
(U.A057)
(U.A057/B/Z004/Z004) 06-01-2013 12:48:26
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Wisata kuliner yang akan kami kembangkan, yakni dengan memberikan kesempatan kepada seluruh pihak untuk mengenalkan budaya Pontianak melalui kuliner yang cukup beragam, seperti bubur pedas, ikan asam pedas, sotong pangkong, pisang goreng dan kopinya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak Hilfira di Pontianak, Minggu.
Hilfira menjelaskan, beberapa tempat makanan khas Kota Pontianak saat ini telah banyak ditemukan di beberapa ruas jalan protokol, di antaranya Jalan Teuku Umar, Jalan Merdeka, Gajah Mada yang banyak menyediakan aneka makanan berat hingga ringan.
"Bahkan di sepanjang Jalan Teuku Umar pada malam hari banyak dijual buah durian yang dipetik secara alami yang sudah terkenal hingga ke luar negeri," ungkapnya.
Hilfira mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk berkreatif, berkreasi sehingga menjadi ekonomi kreatif dan berdampak dalam meningkatkan ekonomi masyarakat itu sendiri.
"Kami siap membantu masyarakat yang ingin berwirausaha di bidang apapun, termasuk mengembangkan usaha makanan khas Kota Pontianak," ujarnya.
Kota Pontianak terkenal dengan objek wisata Tugu Khatulistiwa dan Masjid Jami`.
Tugu Khatulistiwa yang tepat berada diatas titik garis khatulistiwa yang melintasi Kota Pontianak, sehingga setiap dua kali setahun, yakni 21 - 23 Maret dan 21 - 23 September, terjadi peristiwa titik kulminasi matahari, dan pada saat peristiwa kulminasi matahari terjadi, benda yang ditancapkan tegak lurus tidak terlihat bayangannya.
Kulminasi matahari merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di lima negara, antara lain di Indonesia, tepatnya di Pontianak. Ke-4 negara lain, masing-masing Afrika, yaitu Gabon, Zaire, Uganda, Kenya dan Somalia.
Di Amerika Latin, garis itu juga melintasi empat negara yaitu, Equador, Peru, Columbia dan Brazil.
Dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya ada satu di dunia ini yang dibelah atau dilintasi secara persis oleh garis khatulistiwa, yaitu Kota Pontianak.
Kota Pontianak kini sudah memiliki empat hotel bintang empat dengan kapasitas 439 kamar, kemudian hotel bintang tiga sebanyak delapan buah dengan 986 kamar, hotel bintang dua sebanyak satu buah dengan kapasitas 63 kamar, hotel bintang satu sebanyak tiga buah dengan kapasitas 434 kamar, dan hotel melati 33buah dengan 1.200 kamar, atau total hotel 48 buah dengan kapasitas 3.122 kamar, sementara restoran yang tercatat dan telah mendapatkan izin dari Pemerintah Kota Pontianak sebanyak 52 restoran.
(U.A057)
(U.A057/B/Z004/Z004) 06-01-2013 12:48:26
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013