Pontianak (ANTARA Kalbar) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)
Pontianak menemukan terjadi pergeseran dalam penggunaan campuran pada
pangan jajanan anak sekolah sehingga ada kenaikan untuk jumlah sampel
yang tidak memenuhi syarat.
Menurut Kepala BBPOM Pontianak, Ali Bata Harahap saat dihubungi di Pontianak, Jumat, secara keseluruhan, pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang memenuhi syarat meningkat.
Pada tahun 2011, tercatat 82,97 persen yang memenuhi syarat dan tahun 2012 naik menjadi 87,74 persen.
Sampel diambil dari 30 sekolah di Kota Pontianak dengan menguji lengkap bahan berbahaya, bahan tambahan pangan dan mikrobiologi.
Selain itu, ada pula pengoperasian laboratorium keliling di 157 SD/MI di Provinsi Kalbar, 85 di antaranya di Kota Pontianak. Dilakukan uji cepat untuk bahan berbahaya seperti formalin, boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow.
"Walau terjadi kenaikan keamanan terhadap PJAS di Kalbar, tapi yang perlu menjadi perhatian adalah jumlah sampel dari panganan yang tidak memenuhi syarat," ujar dia.
Untuk parameter uji mikrobiologi misalnya, naik dari 14,06 persen pada tahun 2011 menjadi 14,44 persen tahun lalu.
Mikrobiologi lebih kepada tingkat kebersihan dari pangan serta peralatan pendukung.
Sedangkan cemaran bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diperkenankan, naik drastis dari 3,22 persen menjadi 18,72 persen.
"PJAS haruslah aman dari cemaran kimia, fisik dan mikrobiologi yang berbahaya bagi kesehatan, bermutu dan bergizi," ujar dia.
Sementara itu terkait HUT ke-12 Badan POM RI, BBPOM di Pontianak menggelar sejumlah kegiatan. Salah satunya Lomba Kantin Sehat se-Kalbar.
Penilaian pemenang didasari apakah prinsip-prinsip keamanan pangan sudah diterapkan di lingkungan sekolah yang meliputi higiene karyawan atau penjual jajanan, penanganan dan penyimpanan pangan, pengendalian hama, sanitasi tempat dan peralatan.
Pemenangnya yakni juara pertama Sekolah Tunas Bangsa Kabupaten Kubu Raya, kemudian SDN 36 Pontianak Kota dan SDN 71 Pontianak Barat.
Sekolah Tunas Bangsa juga menjadi juara Harapan Pertama Lomba Kantin Sehat Nasional 2012.
(T.T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Menurut Kepala BBPOM Pontianak, Ali Bata Harahap saat dihubungi di Pontianak, Jumat, secara keseluruhan, pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang memenuhi syarat meningkat.
Pada tahun 2011, tercatat 82,97 persen yang memenuhi syarat dan tahun 2012 naik menjadi 87,74 persen.
Sampel diambil dari 30 sekolah di Kota Pontianak dengan menguji lengkap bahan berbahaya, bahan tambahan pangan dan mikrobiologi.
Selain itu, ada pula pengoperasian laboratorium keliling di 157 SD/MI di Provinsi Kalbar, 85 di antaranya di Kota Pontianak. Dilakukan uji cepat untuk bahan berbahaya seperti formalin, boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow.
"Walau terjadi kenaikan keamanan terhadap PJAS di Kalbar, tapi yang perlu menjadi perhatian adalah jumlah sampel dari panganan yang tidak memenuhi syarat," ujar dia.
Untuk parameter uji mikrobiologi misalnya, naik dari 14,06 persen pada tahun 2011 menjadi 14,44 persen tahun lalu.
Mikrobiologi lebih kepada tingkat kebersihan dari pangan serta peralatan pendukung.
Sedangkan cemaran bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diperkenankan, naik drastis dari 3,22 persen menjadi 18,72 persen.
"PJAS haruslah aman dari cemaran kimia, fisik dan mikrobiologi yang berbahaya bagi kesehatan, bermutu dan bergizi," ujar dia.
Sementara itu terkait HUT ke-12 Badan POM RI, BBPOM di Pontianak menggelar sejumlah kegiatan. Salah satunya Lomba Kantin Sehat se-Kalbar.
Penilaian pemenang didasari apakah prinsip-prinsip keamanan pangan sudah diterapkan di lingkungan sekolah yang meliputi higiene karyawan atau penjual jajanan, penanganan dan penyimpanan pangan, pengendalian hama, sanitasi tempat dan peralatan.
Pemenangnya yakni juara pertama Sekolah Tunas Bangsa Kabupaten Kubu Raya, kemudian SDN 36 Pontianak Kota dan SDN 71 Pontianak Barat.
Sekolah Tunas Bangsa juga menjadi juara Harapan Pertama Lomba Kantin Sehat Nasional 2012.
(T.T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013