Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans)
 mengatakan pelaksanaan program pemagangan kerja ke Jepang merupakan salah satu penerapan konsep "link and match", yaitu memastikan dunia pendidikan dan pelatihan agar selaras dengan kebutuhan dunia kerja, serta mempercepat upaya pengurangan angka pengangguran.

"Mantan peserta magang selama ini memang banyak yang langsung diminati perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri, terutama otomotif, tekstil, listrik, manufaktur, mesin, dan bangunan," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Abdul Wahab Bangkona dalam keterangan pers Pusat Humas Kemnakertrans di Jakarta, Minggu.

Disebutkannya, peserta magang ke Jepang mendapatkan penghasilan/gaji secara rutin yaitu untuk tahun pertama mendapatkan gaji 80.000 yen (Rp8,2 juta) per bulan.

Selanjutnya untuk tahun kedua akan mendapatkan gaji magang 90.000 yen (Rp9,2 juta) dan tahun ketiga 100.000 yen (Rp10,2 juta) serta mendapatkan uang bantuan permodalan setelah lulus.

Program kerja magang di Jepang itu merupakan kerja sama Kemnakertrans dengan IMM (International Manpower Development of Mediumand Small Enterprises) Jepang yang dimulai pada tahun 1993.

Sebelum berangkat magang ke Jepang, para calon peserta mengikuti berbagai program pelatihan yang dapat disesuaikan dengan minat dan bakat peserta, seperti bidang mekanik, ahli elektronik, las listrik, bangunan, perkayuan, atau pabrik makanan.

Selama bekerja magang di Jepang, para peserta akan dilindungi oleh asuransi dan jaminan kesehatan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Jepang.

(T.A043/D007)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013