Pontianak (Antara Kalbar) - Provinsi Kalimantan Barat menjadi pelopor dalam perlombaan balap sepeda yang diadakan di pusat perdagangan, kata Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.
"Ini menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan jalanan di pusat kota, karena di daerah lain belum pernah," ujar Roy Suryo di sela lomba balap sepeda Pontianak City Road Race, Jumat pagi.
Menurut dia, para peserta dapat menikmati suasana kota yang dipenuhi pernak pernik Imlek dan Cap Go Meh.
Ia melanjutkan bahwa warga kota juga menyadari pentingnya berolahraga sekaligus menyehatkan badan.
Gubernur Kalbar Cornelis menambahkan bahwa perlombaan sengaja dilakukan di tengah kota.
"Agar masyarakat menyadari pentingnya berhemat bahan bakar dari fosil," kata Cornelis.
Ia mengingatkan bahwa suatu saat bahan bakar fosil akan semakin menipis jumlahnya, bahkan habis.
Sejumlah negara maju di Eropa maupun Asia sudah mengantisipasi hal itu diantaranya dengan menyiapkan jalur khusus untuk sepeda.
"Di China, sepeda mendapat tempat yang terhormat. Kalau di Indonesia, malah sebaliknya," ujar dia.
Ia mengajak masyarakat agar tidak ragu dan malu menggunakan sepeda dalam beraktivitas sehari-hari.
Direktur Lomba Erwin Anwar menjelaskan bahwa Tour d`Khatulistiwa terdiri dari dua bagian yakni Pontianak City Road Race pada Jumat (22/2) dan Singkawang Endurance Challenge (23/2).
Pontianak City Road Race mengambil rute dalam Kota Pontianak mulai dari Jalan Gajah Mada - Jalan Pahlawan - Jalan Tanjungpura - Jalan Agus Salim dan kembali ke Jalan Gajah Mada. Panjang rute 4,2 kilometer.
Lima kelas yang dilombakan yakni Kelas Master C, Master B, Master A, Expert dan Elite. Kelas Master C untuk peserta usia 50 tahun keatas, jumlah putaran delapan. Master B, usia 40 - 49 tahun, jumlah putaran 10; sedangkan Master A usia 30 - 39 tahun dengan 12 putaran. Pemenang ditentukan dari siapa yang tercepat dari masing-masing kelas.
Sementara untuk Kelas Expert, diikuti oleh peserta yang sudah pengalaman dan pernah bertarung di kancah nasional maupun internasional. Ada 10 putaran yang harus dilalui peserta di kelas ini.
Untuk Kelas Elite, pesertanya gabungan dari berbagai usia, dengan batasan minimal 17 tahun. "Disini, terbuka, ada dari pelatnas, pembalap luar negeri, dan sebagainya," ujar dia. Pemenang ditentukan oleh nilai yang diperoleh selama mengikuti delapan putaran. Setiap dua putaran, akan ada adu sprint.
(T011/F002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Ini menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan jalanan di pusat kota, karena di daerah lain belum pernah," ujar Roy Suryo di sela lomba balap sepeda Pontianak City Road Race, Jumat pagi.
Menurut dia, para peserta dapat menikmati suasana kota yang dipenuhi pernak pernik Imlek dan Cap Go Meh.
Ia melanjutkan bahwa warga kota juga menyadari pentingnya berolahraga sekaligus menyehatkan badan.
Gubernur Kalbar Cornelis menambahkan bahwa perlombaan sengaja dilakukan di tengah kota.
"Agar masyarakat menyadari pentingnya berhemat bahan bakar dari fosil," kata Cornelis.
Ia mengingatkan bahwa suatu saat bahan bakar fosil akan semakin menipis jumlahnya, bahkan habis.
Sejumlah negara maju di Eropa maupun Asia sudah mengantisipasi hal itu diantaranya dengan menyiapkan jalur khusus untuk sepeda.
"Di China, sepeda mendapat tempat yang terhormat. Kalau di Indonesia, malah sebaliknya," ujar dia.
Ia mengajak masyarakat agar tidak ragu dan malu menggunakan sepeda dalam beraktivitas sehari-hari.
Direktur Lomba Erwin Anwar menjelaskan bahwa Tour d`Khatulistiwa terdiri dari dua bagian yakni Pontianak City Road Race pada Jumat (22/2) dan Singkawang Endurance Challenge (23/2).
Pontianak City Road Race mengambil rute dalam Kota Pontianak mulai dari Jalan Gajah Mada - Jalan Pahlawan - Jalan Tanjungpura - Jalan Agus Salim dan kembali ke Jalan Gajah Mada. Panjang rute 4,2 kilometer.
Lima kelas yang dilombakan yakni Kelas Master C, Master B, Master A, Expert dan Elite. Kelas Master C untuk peserta usia 50 tahun keatas, jumlah putaran delapan. Master B, usia 40 - 49 tahun, jumlah putaran 10; sedangkan Master A usia 30 - 39 tahun dengan 12 putaran. Pemenang ditentukan dari siapa yang tercepat dari masing-masing kelas.
Sementara untuk Kelas Expert, diikuti oleh peserta yang sudah pengalaman dan pernah bertarung di kancah nasional maupun internasional. Ada 10 putaran yang harus dilalui peserta di kelas ini.
Untuk Kelas Elite, pesertanya gabungan dari berbagai usia, dengan batasan minimal 17 tahun. "Disini, terbuka, ada dari pelatnas, pembalap luar negeri, dan sebagainya," ujar dia. Pemenang ditentukan oleh nilai yang diperoleh selama mengikuti delapan putaran. Setiap dua putaran, akan ada adu sprint.
(T011/F002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013