Seoul (Antara Kalbar/Yonhap-OANA) - Sejumlah mantan budak seksual tentara Jepang era Perang Dunia II dari Korea Selatan memprotes grup musik Jepang yang merendahkan mereka sebagai pelacur melalui lirik lagunya.
Protes itu dipicu oleh band Jepang aliran sayap kanan yang menyebut secara halus para budak seks tersebut sebagai "wanita yang nyaman".
Cakram padat dan lirik lagu band terebut telah dikirim ke tempat penampungan mantan budak seksual di Gwangju, bagian selatan Seoul pada Kamis.
Delapan wanita yang sudah berusia lanjut itu mengajukan gugatan melalui Kantor Kejaksaan Distrik Seoul Tengah. Mereka menuntut diberikannya hukuman kepada band Jepang karena telah merendahkan mereka.
"Tentara Jepang telah memaksa saya menjadi budak seks saya berumur 14 atau 15 tahun. Saya merasa marah atas klaim yang menyatakan mereka tidak mengakui kejahatan itu," kata Park Ok-Sun, salah satu korban tentara Jepang sebelum mengajukan gugatan.
Tidak banyak yang diketahui mengenai band itu. Satu informasi yang pasti adalah grup musik itu tampil dalam acara yang digelar oleh aktivis sayap kanan Jepang.
Sejarawan mengatakan puluhan ribu wanita Asia telah menjadi korban untuk melayani hasrat seksual tentara Jepang. Sebagian besar terdiri dari wanita Korea yang dipaksa masuk ke dalam rumah bordil selama PD II saat Semenanjung Korea menjadi bagian koloni Jepang.
Jepang telah mengakui bahwa militernya pada zaman perang memaksa sejumlah wanita Asia menjadi budak seks.
Namun Tokyo menolak untuk mengeluarkan pernyataan maaf atau kompensasi kepada para korban.
Jepang beralasan bahwa masalah itu telah selesai melalui disepakatinya suatu perjanjian pada 1965 yang menormalisasi hubungan kedua negara.
Insiden itu membuat hubungan Jepang-Korea Selatan menghangat terlebih anggota partai ultra-kanan Jepang Nobuyuki Suzuki pada awal bulan ini memicu ketegangan dengan melakukan klaim atas Pulau Dokdo.
Nobuyuki memasang pancang tengara di pulau yang terletak diujung paling timur Korsel itu.
Sengketa pulau terus mewarnai perjalanan politik Jepang. Saat ini, Tokyo terus mempertahankan klaimnya atas Pulau Senkaku atau Diayou yang membuat Jepang berselisih dengan China.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013