Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan pentingnya peran Indonesia dan Korea Selatan sebagai mitra strategis dalam mewujudkan kekuatan bersama untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas kawasan Asia-Pasifik.
“Di tengah dinamika geopolitik saat ini, Indonesia dan Korea Selatan harus jadi kekuatan positif yang membantu mengurangi ketegangan kawasan,” ucap Menlu RI via rekaman video yang disiarkan pada Jumat.
Pernyataan terseut disampaikan Retno kepada hadirin Kuliah Umum Menteri Luar Negeri Korea Selatan periode 2022--2024 Park Jin oleh Universitas Prasetiya Mulya dan CSIS Indonesia di Jakarta.
Menlu RI meyakini peran untuk menjaga perdamaian dan kestabilan kawasan dapat diemban bersama berkat eratnya persahabatan antara kedua negara yang telah mencapai taraf kemitraan strategis khusus.
Terlebih, Indonesia dan Korea Selatan memiliki kesamaan dalam kepentingan ekonomi dan keyakinan bersama pada nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan supremasi hukum, tutur Retno.
Indonesia dan Korea Selatan sebagai sesama negara Asia-Pasifik, menurut dia, harus mampu membangun jembatan serta menciptakan rasa saling percaya antara negara-negara di kawasan.
“Indonesia pun senantiasa siap bekerja sama dengan Korea Selatan dan negara-negara lain di Asia Timur bagi menciptakan kawasan yang inklusif, stabil, dan makmur,” kata Menlu RI.
Selain kestabilan kawasan, tantangan masa kini lain yang harus diatasi Indonesia dan Korea Selatan melalui kemitraan strategisnya adalah dalam aspek pemajuan pembangunan hijau dan transisi energi.
Korea Selatan, kata Retno, berhasil memacu industrialisasi dan manufaktur dengan sangat baik dan meraih berbagai macam inovasi berkat kemajuan riset dan teknologi.
Oleh karena itu, terciptalah “Keajaiban Sungai Han” – pertumbuhan ekonomi pesat pascaperang Korea – yang membuat Korea Selatan mencapai status negara maju dan menjadi kekuatan ekonomi dunia.
Sebagai pemimpin inovasi global dalam aspek teknologi hijau dan ramah lingkungan, Korea Selatan pun wajar menjadi panutan bagi Indonesia dalam upaya nasional mencapai target emisi nol.
“Saya harap kolaborasi antara kita dapat memajukan investasi hijau di Indonesia, termasuk melalui pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik dan industri energi terbarukan,” ucap Retno.