Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, Abdul Manaf Mustafa mengatakan, pemanfaatan perkebunan kelapa sawit untuk mendukung peternakan sapi belum maksimal.
"Di luar negeri, sisa ampas dari sawit, dijadikan pakan ternak sapi. Salah satunya, limbah sawit dari Kalbar," ujar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Senin.
Menurut dia, peternak mengimpor limbah sawit tersebut dari Indonesia, termasuk Kalbar.
Namun di Kalbar, limbah sawit itu dijual dan tidak digunakan. "Belum lagi potensi pakan dari daun kelapa sawit," kata Abdul Manaf Mustafa.
Selama ini, ia menambahkan, kebutuhan daging sapi di Kalbar sekitar 7.500 ton setahun. Sebanyak 78 persen diantaranya dipasok dari luar Kalbar.
Selain daging sapi, tingkat konsumsi susu di Kalbar juga masih rendah. "Kalau dihitung, rata-rata konsumsi susu di Kalbar masih hitungan tetes saja," ungkap dia.
Pengembangan ternak sapi perah menjadi salah satu program Provinsi Kalbar mendatang. "Sapi perah sebenarnya bisa di daerah tropis, termasuk yang dekat dengan garis Khatulistiwa seperti Kalbar. Jadi tidak harus di daerah dingin," kata dia.
Ia mencontohkan di Arab Saudi dengan dukungan teknologi mampu mengembangbiakan 30 ribu ekor sapi perah.
Sedangkan terkait pengembangan sapi potong di perkebunan sawit, ia akan menggandeng PT Perkebunan Nusantara XIII.
"Kita mulai tahun ini, sekitar 500 ekor sapi," kata Abdul Manaf.
Kalbar mempunyai lahan perkebunan sawit seluas 900 ribu hektare. Dengan asumsi dua ekor sapi untuk satu hektare lahan sawit, maka akan ada 1,8 juta ekor di perkebunan Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Di luar negeri, sisa ampas dari sawit, dijadikan pakan ternak sapi. Salah satunya, limbah sawit dari Kalbar," ujar Abdul Manaf Mustafa di Pontianak, Senin.
Menurut dia, peternak mengimpor limbah sawit tersebut dari Indonesia, termasuk Kalbar.
Namun di Kalbar, limbah sawit itu dijual dan tidak digunakan. "Belum lagi potensi pakan dari daun kelapa sawit," kata Abdul Manaf Mustafa.
Selama ini, ia menambahkan, kebutuhan daging sapi di Kalbar sekitar 7.500 ton setahun. Sebanyak 78 persen diantaranya dipasok dari luar Kalbar.
Selain daging sapi, tingkat konsumsi susu di Kalbar juga masih rendah. "Kalau dihitung, rata-rata konsumsi susu di Kalbar masih hitungan tetes saja," ungkap dia.
Pengembangan ternak sapi perah menjadi salah satu program Provinsi Kalbar mendatang. "Sapi perah sebenarnya bisa di daerah tropis, termasuk yang dekat dengan garis Khatulistiwa seperti Kalbar. Jadi tidak harus di daerah dingin," kata dia.
Ia mencontohkan di Arab Saudi dengan dukungan teknologi mampu mengembangbiakan 30 ribu ekor sapi perah.
Sedangkan terkait pengembangan sapi potong di perkebunan sawit, ia akan menggandeng PT Perkebunan Nusantara XIII.
"Kita mulai tahun ini, sekitar 500 ekor sapi," kata Abdul Manaf.
Kalbar mempunyai lahan perkebunan sawit seluas 900 ribu hektare. Dengan asumsi dua ekor sapi untuk satu hektare lahan sawit, maka akan ada 1,8 juta ekor di perkebunan Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013