Denpasar (Antara Kalbar) - Gerai wisata belanja oleh-oleh khas Bali "Joger" menggalang dukungan dari sejumlah wisatawan terkait dengan penutupan gerai terbesarnya di Jalan Raya Luwus, Kabupaten Tabanan, akibat konflik dengan pihak desa adat setempat.
"Sudah dua hari ini kami menggalang dukungan dengan membagi-bagikan formulir permohonan dibukanya kembali 'Teman Joger' (gerai Joger di Jalan Raya Luwus)," kata Sumaryono, petugas parkir gerai Joger di Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Dalam formulir itu wisatawan yang berbelanja di Joger Kuta diminta mengisi identitas diri, menjawab pertanyaan tentang seputar penutupan "Teman Joger" pada tanggal 11 Maret 2013, dan alasan permintaan dibukanya kembali gerai yang ada di Jalan Raya Luwus itu.
Selain wisatawan, formulir yang hanya selembar itu juga dibagi-bagikan kepada pemandu wisata oleh beberapa petugas parkir dan karyawan Joger Kuta.
"Sudah ada ratusan wisatawan yang mengembalikan formulir. Nantinya formulir itu akan menjadi pertimbangan bagi manajemen untuk membuka kembali 'Teman Joger' atau tidak," kata Sumaryono.
Sementara itu, Made Tom, petugas parkir Joger Kuta, menengarai hanya beberapa orang oknum Desa Adat Luwus yang menginginkan penutupan "Teman Joger".
"Selama 'Teman Joger' dibuka, sudah ratusan penduduk Desa Adat Luwus mendapatkan manfaatnya, mulai bantuan beras bulanan, beasiswa, hingga bantuan kepada desa adat dan banjar (dusun adat)," kata pria kelahiran Desa Adat Luwus yang sudah tiga tahun bekerja di Joger.
Menurut dia, dari 94 karyawan "Teman Joger", sekitar 50 persen adalah warga Desa Adat Luwus. Toko-toko oleh dan pedagang makanan di Jalan Raya Luwus juga "kecipratan" berkah dari "Teman Joger".
"Namun, ada saja oknum tertentu di desa adat yang masih merasa kurang sehingga kami menganggap bahwa keberadaan kami di sana sudah tidak ada manfaatnya lagi. Makanya kami memilih tutup," kata Tom.
Sebanyak 94 karyawan "Teman Joger" untuk sementara ini diperbantukan di Joger Kuta sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.
Sebagian barang dagangan di "Teman Joger" juga sudah diboyong ke Joger Kuta. Manajemen menutup "Teman Joger" karena merasa keberatan dengan kenaikan pembayaran kontribusi ke Desa Adat Luwus dari Rp750 ribu menjadi Rp1,5 juta per bulan.
"Padahal selama ini kami sudah banyak memberikan bantuan kepada desa adat. Tapi masih saja ada yang mempermasalahkan," kata Tom menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Sudah dua hari ini kami menggalang dukungan dengan membagi-bagikan formulir permohonan dibukanya kembali 'Teman Joger' (gerai Joger di Jalan Raya Luwus)," kata Sumaryono, petugas parkir gerai Joger di Jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Minggu.
Dalam formulir itu wisatawan yang berbelanja di Joger Kuta diminta mengisi identitas diri, menjawab pertanyaan tentang seputar penutupan "Teman Joger" pada tanggal 11 Maret 2013, dan alasan permintaan dibukanya kembali gerai yang ada di Jalan Raya Luwus itu.
Selain wisatawan, formulir yang hanya selembar itu juga dibagi-bagikan kepada pemandu wisata oleh beberapa petugas parkir dan karyawan Joger Kuta.
"Sudah ada ratusan wisatawan yang mengembalikan formulir. Nantinya formulir itu akan menjadi pertimbangan bagi manajemen untuk membuka kembali 'Teman Joger' atau tidak," kata Sumaryono.
Sementara itu, Made Tom, petugas parkir Joger Kuta, menengarai hanya beberapa orang oknum Desa Adat Luwus yang menginginkan penutupan "Teman Joger".
"Selama 'Teman Joger' dibuka, sudah ratusan penduduk Desa Adat Luwus mendapatkan manfaatnya, mulai bantuan beras bulanan, beasiswa, hingga bantuan kepada desa adat dan banjar (dusun adat)," kata pria kelahiran Desa Adat Luwus yang sudah tiga tahun bekerja di Joger.
Menurut dia, dari 94 karyawan "Teman Joger", sekitar 50 persen adalah warga Desa Adat Luwus. Toko-toko oleh dan pedagang makanan di Jalan Raya Luwus juga "kecipratan" berkah dari "Teman Joger".
"Namun, ada saja oknum tertentu di desa adat yang masih merasa kurang sehingga kami menganggap bahwa keberadaan kami di sana sudah tidak ada manfaatnya lagi. Makanya kami memilih tutup," kata Tom.
Sebanyak 94 karyawan "Teman Joger" untuk sementara ini diperbantukan di Joger Kuta sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.
Sebagian barang dagangan di "Teman Joger" juga sudah diboyong ke Joger Kuta. Manajemen menutup "Teman Joger" karena merasa keberatan dengan kenaikan pembayaran kontribusi ke Desa Adat Luwus dari Rp750 ribu menjadi Rp1,5 juta per bulan.
"Padahal selama ini kami sudah banyak memberikan bantuan kepada desa adat. Tapi masih saja ada yang mempermasalahkan," kata Tom menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013