Jakarta (Antara Kalbar) - Organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia (Perindo) berencana mendirikan bank perkreditan rakyat (BPR) yang diperuntukkan bagi usaha kecil, buruh dan petani dengan "margin" lebih murah.

"'Margin--nya 50 persen lebih murah dari bank pemerintah. Karena ini kegiatan sosial maka margin hanya untuk menutupi biaya operasional saja" kata Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan penyaluran pembiayaan itu selain diberikan langsung juga melalui koperasi-koperasi, seperti koperasi buruh, nelayan dan petani.

Menurut dia, koperasi yang ada di Indonesia harus terus didorong agar menghasilkan performa terbaik bagi kesejahteraan anggotanya dan lingkungan sekitar.

"Kami tidak akan pernah berhenti untuk membuat terobosan-terobosan untuk rakyat," katanya.

Ia juga menilai usaha kecil memiliki risiko lebih tinggi dibanding usaha korporasi yang bisa tawar menawar bunga.

Perindo, menurut Hary, akan terus memberikan pendampingan dan pelatihan untuk peningkatan perekonomian masyarakat.

Dalam rilis tersebut diberikan gambaran bahwa industri perbankan saat ini mematok bunga sekitar 2-3 persen per bulan.

Lalu berdasarkan penelitian Bank Indonesia bahwa pelaku usaha mikro masih menanggung beban suku bunga pinjaman bank kredit mikro sekitar 30 persen per tahun sedangkan untuk korporasi antara 8-11 persen per tahun.

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013