Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan partainya belum berencana mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.
"Tantangan dia (Jokowi) adalah membuktikan bagaimana di tangannya ada perubahan atau tidak di Jakarta. Jadi saya pikir dia jangan dulu direcoki dengan pragmatisme politik," kata Maruarar Sirait atau Ara usai diskusi 'Dilema Caleg Ganda di Balik Parpol Menetapkan DCT' di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu.
Ara mengatakan saat ini merupakan masa yang paling berat bagi Jokowi yaitu masuk dalam fase pembuktian dari janji-janji kampanyenya. Menurut dia, masyarakat Jakarta adalah "swing voter", yang mendukung, kritis, dan kecewa jumlahnya tinggi.
"Dan yang bisa menjawab itu hanya satu kata yaitu bukti," ujarnya.
Menurut dia, saat ini Jokowi sedang fokus membuktikan janjinya, seperti membangun Mass Rapid Transportation (MRT) dan mono rail yang selama ini hanya wacana. Ara mengatakan jika Jokowi bisa membuktikan ada perubahan dalam kepemimpinannya maka akan diapresiasi masyarakat atas kinerjanya tersebut.
"Jokowi itu dua kali jadi wali kota dan satu kali jadi gubernur, diusung oleh partai dengan rekomendasi Ibu Mega. Artinya, Jokowi lahir dari proses kaderisasi," katanya.
Namun, Ara enggan berdiskusi lebih lanjut mengenai peluang partainya mengusung Jokowi dalam Pilpres 2014. Menurut dia, partainya sedang berkonsentrasi menjadi pemenang pemilu.
"Yang pasti tahun 2014 waktunya PDI Perjuangan berhenti menjadi partai oposisi dengan cara memenangkan pemilu," katanya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pol-Treking Institute Hanta Yuda mengatakan Joko Widodo memiliki magnet keterpilihan yang kuat sehingga potensial mendongkrak suara apabila dicalonkan dalam Pemilu Presiden 2014.
"Jokowi fenomenal, bisa dipasangkan pada siapapun karena potensial bagi pasangannya sehingga mampu mendongkrak suara karena magnet 'elektoral'-nya sangat kuat," kata Hanta Yuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Tantangan dia (Jokowi) adalah membuktikan bagaimana di tangannya ada perubahan atau tidak di Jakarta. Jadi saya pikir dia jangan dulu direcoki dengan pragmatisme politik," kata Maruarar Sirait atau Ara usai diskusi 'Dilema Caleg Ganda di Balik Parpol Menetapkan DCT' di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu.
Ara mengatakan saat ini merupakan masa yang paling berat bagi Jokowi yaitu masuk dalam fase pembuktian dari janji-janji kampanyenya. Menurut dia, masyarakat Jakarta adalah "swing voter", yang mendukung, kritis, dan kecewa jumlahnya tinggi.
"Dan yang bisa menjawab itu hanya satu kata yaitu bukti," ujarnya.
Menurut dia, saat ini Jokowi sedang fokus membuktikan janjinya, seperti membangun Mass Rapid Transportation (MRT) dan mono rail yang selama ini hanya wacana. Ara mengatakan jika Jokowi bisa membuktikan ada perubahan dalam kepemimpinannya maka akan diapresiasi masyarakat atas kinerjanya tersebut.
"Jokowi itu dua kali jadi wali kota dan satu kali jadi gubernur, diusung oleh partai dengan rekomendasi Ibu Mega. Artinya, Jokowi lahir dari proses kaderisasi," katanya.
Namun, Ara enggan berdiskusi lebih lanjut mengenai peluang partainya mengusung Jokowi dalam Pilpres 2014. Menurut dia, partainya sedang berkonsentrasi menjadi pemenang pemilu.
"Yang pasti tahun 2014 waktunya PDI Perjuangan berhenti menjadi partai oposisi dengan cara memenangkan pemilu," katanya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pol-Treking Institute Hanta Yuda mengatakan Joko Widodo memiliki magnet keterpilihan yang kuat sehingga potensial mendongkrak suara apabila dicalonkan dalam Pemilu Presiden 2014.
"Jokowi fenomenal, bisa dipasangkan pada siapapun karena potensial bagi pasangannya sehingga mampu mendongkrak suara karena magnet 'elektoral'-nya sangat kuat," kata Hanta Yuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013