Jakarta (Antara Kalbar) - Bapak Empat Pilar, tokoh nasionalis, negarawan sejati, dan politikus piawai, itulah beberapa julukan yang diberikan kepada almarhum H.M. Taufiq Kiemas oleh para kolega, rekan politik, dan para juniornya ketika mengungkapkan pandangan tentang sosok Ketua MPR itu.

Pada Sabtu, 8 Juni masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita duka cita dari keluarga Presiden kelima Megawati Soekarnoputri karena berpulangnya Taufiq Kiemas ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa.  
   
Taufiq Kiemas meninggal dunia pada usia 71 tahun di Singapura, sekitar pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, setelah sempat dirawat inap dan menjalani perawatan intensif akibat penyakit jantung.

Kondisi kesehatan tokoh PDI Perjuangan itu memburuk setelah  melaksanakan kunjungan bersama Wakil Presiden Boediono ke Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila dan mengunjungi situs Bung Karno.

Pada Minggu sekitar pukul 06.50 jenazah Taufiq Kiemas diberangkatkan dari Singapore General Hospital. Megawati Soekarnoputri dan putrinya Puan Maharani berada di rumah sakit saat jenazah diberangkatkan ke Tanah Air.

Jenazah Taufiq Kiemas pun dimandikan, dikafankan, dan dishalatkan di Kantor Kedutaan Besar RI untuk Singapura.

Setelah seluruh prosesi dilakukan jenazah suami Megawati Soekarnoputri itu sempat disemayamkan di ruang Ripta Loka KBRI Singapura hingga Minggu (9/6) pukul 7.15 waktu Singapura.

Pukul 07.30 waktu Singapura jenazah diberangkatkan ke Bandara Militer Paya Lebar.

Kemudian, sekitar pukul 08.30 waktu Singapura jenazah diberangkatkan ke Jakarta menggunakan pesawat Hercules C130 milik TNI AU.

Selanjutnya, jenazah Taufiq pun tiba di Bandara Halim
Perdanakusuma Jakarta sekitar pukul 09.30 WIB yang disambut oleh pihak keluarga.

Selain pihak keluarga, puluhan pejabat negara ikut menyambut kedatangan jenazah Ketua MPR di Hanggar Skadron Udara 17, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu pagi.

    
Presiden
   
Pejabat negara yang hadir di Lanud Halim Perdanakusuma itu, antara lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wapres Boediono, Menteri ESDM Jero Wacik, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Agama Suryadharma Ali,

Wakil Ketua MPR Lukman Hakim, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Menlu Hasan Wirajuda, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Wakil DPR Pramono Anung.

Tak hanya para pejabat negara yang hadir dalam persemayaman jenazah Taufiq Kiemas, juga sejumlah politisi seperti Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, politisi PDIP Dedy Gumilar dan lainnya.

Sementara itu, suasana di Taman Makam Pahlawan Kalibata telah ramai dikunjungi para pelayat, baik dari kalangan pejabat serta masyarakat umum, dan pendukung PDI Perjuangan.

Sebelumnya, pada hari kepergian Taufiq Kiemas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memuji Taufiq sebagai seorang negarawan sejati yang mencurahkan pikirannya untuk kemajuan bangsa.

"Almarhum adalah negarawan yang terus memikirkan kemajuan bangsa berdasarkan Pancasia, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Presiden dalam akun twitternya @SBYudhoyono di Jakarta, Minggu.

Presiden pun mengatakan untuk menghormati jasa-jasa suami mantan Presiden Megawati Soekarnoputri tersebut, maka Presiden meminta masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama dua hari.

Pada Minggu, 9 Juni upacara kenegaraan untuk melepas kepergian Taufiq pun dilaksanakan dalam suasana duka yang diselimuti cuaca yang cerah.

Presiden Yudhoyono memimpin langsung upacara kenegaraan pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Upacara kenegaraan yang merupakan tanda penghormatan dari negara kepada Taufiq Kiemas itu dimulai sekitar pukul 11.25 WIB setelah jenazah tiba di TMP Kalibata pada pukul 11.00 WIB.

    
Simpatisan
    
Pada kesempatan itu, ribuan pelayat memadati tempat pemakaman, diantaranya terdapat ratusan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang ingin mengikuti proses pemakaman tokoh PDIP itu.

Upacara kenegaraan itu pun dimulai dengan pembacaan biografi Taufiq Kiemas yang diikuti dengan Apel Persada yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono.

Dalam Apel Persada tersebut, Presiden mengatakan bahwa Taufiq Kiemas telah berbakti kepada bangsa dan negara hingga akhir hayatnya.

"Saya, Presiden Republik Indonesia atas nama negara dan bangsa Indonesia mempersembahkan ke persada ibu pertiwi, jiwa dan raga serta jasa-jasa almarhum Taufiq Kiemas," kata Presiden.

SBY pun menilai bahwa dharma bakti yang telah diberikan Taufiq Kiemas kepada nusa dan bangsa layak menjadi suri teladan bagi masyarakat Indonesia.

Kemudian, acara kenegaraan pemakaman tokoh PDI Perjuangan itu dilanjutkan dengan memasukkan jenazah ke dalam liang lahat yang diiringi dengan satu tembakan salvo dan musik dari lagu "Gugur Bunga".

Selanjutnya, pihak keluarga almarhum melakukan tabur bunga. Dalam kesempatan itu, Presiden secara simbolis ikut memasukkan timbunan tanah ke liang lahat dan meletakkan karangan bunga.

Usai acara tabur bunga, acara pun dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Presiden dan perwakilan dari pihak keluarga almarhum.

Dalam sambutannya, Presiden menyatakan bahwa Taufiq merupakan sosok nasional yang demokratis dan memiliki kepedulian yang besar kepada bangsa dan negara.

Upacara kenegaraan untuk pemakaman pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, dan upacara pemakaman itu usai pada pukul 12.00 WIB.

Taufiq Kiemas merupakan suami  Megawati Soekarnoputri yang lahir dari pasangan Tjik Agoes Kiemas dan Hamzathoen Roesyda Keimas pada 31 Desember 1942. Ayahnya berasal dari Sumatera Selatan, sedangkan ibunya dari Sumatera Barat.

Karier politik Taufiq dimulai sejak saat masih mahasiswa dengan menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Kemudian ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan terpilih sebagai anggota DPR/MPR pada 1992.Terakhir Taufiq menjadi Ketua MPR di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kiprahnya sebagai politikus dan negarawan sangat berkesan dan "membekas" di benak para pejabat negara, rekan politik, rekan sekerja, dan simpatisannya.

Kepergian Taufiq Kiemas telah mengejutkan sekaligus mendukakan keluarga, sahabat, dan rekan-rekannya. Namun, saatnya bagi "Bapak Empat Pilar" itu untuk kembali beristirahat di pangkuan Ilahi.

(A.F. Firman)

Pewarta: Yuni Arisandy

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013