Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, AKBP Mukson Munandar menyatakan, kasus oplet yang terbakar saat melakukan pengisian bensin stasiun pengisian bahan bakar umum Jalan Gusti Situt Mahmud, Kecamatan Pontianak Utara, Selasa (18/6) adalah murni kecelakaan.

"Meskipun diduga kuat kebakaran oplet tersebut musibah atau kecelakaan, kami tetap melakukan penyelidikan, sehingga bisa mengetahui apa sebenarnya penyebab oplet tersebut terbakar," kata Mukson Munandar di Pontianak, Rabu.

Mukson berharap, pemilik SPBU dan kendaraan mengambil hikmah dari kasus terbakarnya oplet saat mengisi BBM di SPBU, karena ada dugaan para spekulan bermain dengan pihak SPBU, sehingga spekulan dengan leluasa membeli BBM bersubsidi dengan kendaraan roda empat.

Dalam kesempatan itu, Mukson menambahkan, Polda Kalbar mengerahkan sebanyak 1.300 personel untuk mengamankan SPBU demo penolakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi di provinsi itu.

"Satu SPBU saat ini sudah dijaga dua hingga enam petugas polisi atau tergantung kebutuhan dalam rangka menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas di sekitar SPBU," katanya.

Polda Kalbar sejak 10 Juni hingga 9 Juli 2013 telah menggelar Operasi Dian Kapuas, yakni operasi pengamanan untuk mengantisipasi rencana kenaikan BBM bersubsidi.

"Operasi Dian Kapuas lebih mengutamakan pengamanan, penyelidikan, deteksi dini, dan penegakan hukum terhadap penyimpangan BBM bersubsidi," ungkapnya.

Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013