Kairo (Antara Kalbar) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bersiaga untuk perlindungan warga negara Indonesia (WNI) menyusul dimulainya serangan pembubaran paksa pendukung presiden terguling Mohamed Moursi pada Rabu.

"KBRI siaga penuh selama 24 jam untuk terus memantau keamanan WNI," kata Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi, kepada Antara di Kairo, Rabu.

Dahlia mengatakan, WNI yang berada di wilayah rawan unjuk rasa, terutama di Bundaran Rabiah Adawiyah -- wilayah yang diduduki pendukung Moursi -- telah dievakuasi ke tempat aman.

"WNI yang dievakuasi dari Bundaran Rabiah itu umumnya adalah mahasiswa dan mahasiswi," katanya.

Dahlia dimintai tanggapan atas mememburuknya situasi kemanan di seantero Mesir menyusul serangan pembubaran paksa aparat keamana terhadap Bundaran Rabiah Adawiyah di Kairo Timur dan Bundaran Al Nahdhah, Kairo Barat pada Rabu.

Jumlah WNI di Mesir berkisar 6.000 orang, sebagian besar berstatus mahasiswa di Universitas Al Azhar dan tersebar di ibu kota Mesir, Kairo dan di cabang Al Azhar di sejumlah provinsi.

Kendati demikian, sejauh ini KBRI belum berencana evakuasi WNi ke Tanah Air.

Sementara itu, saat berita ini dikirim pukul 10.00 waktu Kairo atau 15.00 WIB, serangan itu sudah menewaskan 126 orang.

"Di dalam ruangan ada 126 orang mayat, kebanyakan akibat tembakan senjata tajam," kata petugas medis sambil menghambat Antara untuk masuk ke dalam ruangan.  Tampak 38 mayat berlumuran darah dibaringkan di atas tanah di luar Masjid Rabiah Adawiyah dan dokter sibuk merawat ratusan korban cedera.

Ambulans dan motor berroda dua terus mengangkut korban ke Masjid Rabiah.

Kepulan kabut gas air mata menyelimuti Bundaran Rabiah. Tidak ada perlawanan dari pengunjuk rasa, dan banyak wanita dan anak-anak hanya pasrah berlindung di dalam masjid dan tenda-tenda sambil berteriak takbir Allahu Akabr.

Sesekali terdengar tembakan semacam meriam menggelegar. Panser dan tank tempur terus melaju mempersempit Bundaran Rabiah.

Ribuan pengunjuk rasa masih bertahan di Bundaran Rabiah, mereka tampaknya tak bisa lari ke mana-mana, hanya menunggu ajal tiba. Beberapa helikopter tentara berputar-putar di atas udara bundaran memantau situasi.

Tembakan terus dilancarkan oleh aparat keamanan berbagai arah dari jalan-jalan Yusuf Abbas, Thairan dan Nasser.

Pewarta: Munawar Saman Makyanie

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013